Dia menjelaskan, hama sundep ini berkembang dari tumpukan jerami yang basah dan membusuk usai panen.
BACA JUGA:Perbandingan Nokia G20, Nokia C31 dan Nokia 5.3, HP Android Terbaru yang Punya Fitur Menarik
BACA JUGA:Buruan Daftar! Gojek Buka Pendaftaran Mitra GoRide dan Gocar untuk Area Palembang dan Sekitarnya
Dimulai dari telur, lalu menetas menjadi ulat. Ulat inilah yang menyerang batang padi.
Ulat tersebut berkembang menjadi keper, semacam kupu-kupu kecil yang berwarna putih.
Keper kemudian bertelur lagi di batang padi, telur itu kembali menetas dan menyerang batang.
"Begitulah seterusnya berkembang menjadi banyak, jika tidak dikendalikan dengan racun hama," ujarnya.
Dia mengatakan mudah menandakan bakal ada serang hama sundep, yakni ketika banyaknya kupu-kupu kecil atau keper yang berdatangan ke rumah-rumah warga di malam hari.
BACA JUGA:Yema Navygraf Slim CMM.20, Jam Tangan Perancis yang Gak Perlu Diperdebatkan Lagi Keindahannya!
BACA JUGA:Cek Harga Terbaru Redmi 10 5G yang Dibekali Performa Gesit dengan Chipset MediaTek Dimensity 700
"Jika ada tanda-tanda itu harus segera lakukan Gerdal, tidak bisa menunggu lagi," sebutnya.
Nurhidayatullah, PUPT Dinas Pertanian Provinsi Sumsel untuk Kecamatan Martapura mengatakan bahayanya hama penggerek padi.
Menurutnya jika tidak dikendalikan, tingkat gagal panen petani mencapi 80 persen.
"Hama ini sebenarnya setiap tahun ada. Tapi biasanya tidak terlalu banyak. Kali ini memang dilaporkan hama ini sedang banyak atau merebak. Hampir merata di seluruh OKU Timur," ungkapnya.
Saat ini untuk mengendalikan hama ini ada racunnya sendiri yakni insektisida sistemik atau racun sundep.