SUMEKS.CO - Sedikitnya 137 calon dokter spesialis di Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengalami gejala depresi. Kok bisa?
Menurut Dokter Spesialis Jiwa KSM Gizi Klinik, Forensik, dan Jiwa RSMH Palembang, dr Abdullah Shahab Sp KJ(K), terdapat beberapa penyebab yang menyebabkan calon dokter spesialis itu mengalami gejala depresi.
"Karena pendidikan dokter spesialis itu sangatlah kompleks," ujarnya dikutip SUMEKS.CO dari sumateraekspres.id, Sabtu, 20 April 2024.
Ditambahkan dr Abdullah Shahab, saat mengikuti pendidikan dokter spesialis itu, cenderung sangat jauh berbeda dengan pendidikan dokter umum.
Hal itu, diperparah dengan adanya faktor lain seperti keluarga, finansial dan faktor intelektual. Apalagi, dokter spesialis itu dituntut untuk memiliki keahlian.
BACA JUGA:Oknum Dokter yang Dilaporkan Istri Pasien Kasus Asusila Segera Dipanggil Sebagai Tersangka
BACA JUGA:Tepis Isu Damai, Polda Sumsel Justru Naikkan Status Dokter Cabul RS BMJ Jadi Tersangka
"Orang di luar bidang kesehatan atau pendidikan, mungkin tidak terlalu banyak memahami kompleksitas dalam menempuh pendidikan dokter spesialis," sebutnya.
Seorang dokter spesialis, selain belajar secara teori mereka juga akan merawat pasien dibawah bimbingan supervisornya. Selain itu, banyak kegiatan lainnya yang dijalani.
"Ada laporan jaga, laporan pasien, presentasi kasus, journal reading dan lainnya yang betul-betul memerlukan energi prima," paparnya.
Adapun kendala lainnya yang bisa dihadapi para calon dokter spesialis, terkait dengan ritme pendidikan yang dijalani sangat berat.
"Walaupun sebenarnya ya masih banyak juga yang lancar-lancar saja," katanya lagi.
BACA JUGA:Kasus Pelecehan oleh Oknum Dokter RS Diduga Berakhir Damai, Kuasa Hukum Pelapor Ngaku Tak Dilibatkan