Setelah itu, fungsi pembangkit listrik tersebut disalurkan ke Bandung melalui Saluran udara tegangan tinggi 150 kV milik PLN.
Setelahnya, penyaluran ke Jakarta baru dilakukan pada tahun 1966. Kemudian, PLTA unit VI dipasang oleh PT PLN Pikitdro Jabar antara tahun 1979-1981 dengan kapasitas 32 MW.
Konon kabarnya, pembangunan bendungan di Sungai Citarum sudah ada sejak abad ke-19 oleh para ahli pengairan.
BACA JUGA:Bendungan Tiga Dihaji Ikon Baru Sumsel, Segini Jaraknya dari Palembang, Bengkulu dan Lampung
Peletakan batu pertama sebagai simbolis pembangunan bendungan ini dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pada 19 September 1965.
Momen ini berarti sebelas hari sebelum terjadinya peristiwa berdarah G 30 S PKI yang membekas bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Peresmian pertanda selesainya bendungan ini dilakukan oleh Presiden kedua Indonesia, Jenderal Soeharto pada 26 Agustus 1967.
Sedangkan, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan Bendungan Jatiluhur ini sebanyak 230 juta Dolar pada 1967 atau setara Rp3,7 triliun.
BACA JUGA:Siap-Siap Proyek Bendungan Pertama Sumsel Bakal Segera Rampung, Ini Sejumlah Manfaatnya
BACA JUGA:EDAN! Demi Ponsel Pejabat India Keringkan Bendungan
Sebelumnya, Bendungan Raksasa Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), bakal dijadikan prioritas dan bersiap menyingkirkan Proyek IKN, jika investor asing rela mengucurkan uang puluhan triliun.
Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) bersiap tersingkir, lantaran bendungan raksasa Provinsi Sumsel sudah banyak dilirik investor asing.
Betapa tidak, bendungan raksasa Provinsi Sumsel yang dibangun di Kabupeten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) ini, bisa menghasilkan banyak keuntungan bagi investor asing.
Dilansir dari berbagai sumber, investor asing seperti jepang sudah siap mendanai pembangunan bendungan raksasa Provinsi Sumsel.