Saat mendatangi tempat-tempat itu, kata Geertz, mereka melakukan perjanjian dengan roh. Jika roh itu memberi Tuyul, maka sebagai pengganti mereka bakal membunuh orang sebagai persembahan ke roh itu.
Setelah melakukan perjanjian dengan roh, para pengguna Tuyul tersebut menepati janjinya untuk memberikan sesembahan kepada sang roh pemberi Tuyul.
Sebagai contoh, seorang saudagar bergelar Haji yang tinggal di sebelah timur Kota, setiap tahun dia harus membunuh empat orang dari beragam profesi dan umur agar perjanjian dengan Tuyul tidak sirna.
Apabila perjanjian itu tidak dia tepati, maka saudagar bergelar Haji ini, akan merasakan akibatnya. Orang tersebut tentunya akan rugi dalam hidupnya.
BACA JUGA:Penonton Kecewa, Tuyul di Cirebon Ternyata Boneka Gantungan Kunci
"Dia mencari korban kemana-mana, bahkan mencarinya hingga ke Mekkah," tulis Geertz.
Dalam risetnya ke Indonesia, Geertz pun memberitahukan, bahwa orang yang memelihara Tuyul mempunyai ciri-ciri tertentu. Antara lain :
1. Selalu menyantap makanan orang miskin, seperti jagung dan singkong, ketimbang nasi.
2. Sering menggunakan pakaian bekas.
BACA JUGA:Heboh, Tuyul Kembar di Saung, Camat: Iya Benar
3. Kaya raya atau menjadi kaya secara mendadak.
4. Kikir.
5. Sering mandi di sungai bersama para kuli miskin.
Kelima ciri tersebut tentu saja untuk mengelabui orang-orang supaya dianggap tidak punya uang, padahal di rumahnya selalu penuh dengan emas batangan.
Geertz juga menyampaikan, sebelum meninggal, nafas orang-orang yang memelihara Tuyul itu menjadi pendek disertai sakit dan demam tinggi berkepanjangan.