OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Program Studi (Prodi) Proteksi Tanaman Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Universitas Sriwijaya (Unsri), meyudisum 72 orang dari 77 orang mahasiswa angkatan tahun 2020.
Dengan demikian, sebanyak 93,5 persen mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman Jurusan HPT Unsri telah berhasil menyelesaikan masa studi tercepatnya, yakni hanya dengan 3 tahun 5 bulan.
Ketua Prodi Proteksi Tanaman, Prof Siti Herlinda menyampaikan, bahwa Prodi Proteksi Tanaman HPT Unsri, merupakan satu-satunya Prodi yang bisa meluluskan terbanyak 93,5 persen dengan masa studi hanya 3 tahun 5 bulan.
"Sepertinya Prodi lain di Unsri belum ada yang bisa meluluskan sebanyak itu, dengan masa studi 3 tahun 5 bulan," ujarnya.
Disinggung mengenai akreditasi, Prof Siti Herlinda menjelaskan, bahwa Prodi Proteksi Tanaman HPT Unsri telah terakreditasi internasional ASIIN dan terakreditasi unggul atau A oleh BAN PT.
"Alumni Prodi kami ini kebanyakan belum lulus sudah dipesan oleh perusahaan perkebunan. Ada yang lulus di Sampoerna Agro," sebutnya.
Prof Siti Herlinda juga mengatakan, bahwa hampir seluruh lulusan Prodi Proteksi Tanaman HPT Unsri tidak ada yang menganggur. Terbukti, sebelum diyudisium, para lulusan ini sudah lulus tes tahap satu untuk pekerjaan.
"Terutama di perkebunan kelapa sawit, tahap duanya menunggu bukti lulus apa tidak yudisiumnya. Jadi nanti kalau sudah yudisium tahap berikutnya dia tinggal wawancara," paparnya.
BACA JUGA:Selamat dan Sukses Atas Yudisium Ilmu Doktor Dirut SEG dan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Bengkulu
Menurut Prof Siti Herlinda, Prodi Proteksi Tanaman HPT Unsri ini merupakan salah satu Prodi yang langka di Indonesia. Terlebih lagi, akreditasinya A hanya empat, yaitu, Unsri, UGM, IPB, dan Syahkuala.
"Jadi boleh dibilang tidak ada saingan. Prodi ini paling dicari, karena Prodi ini langka. Apalagi sudah ada akreditasi internasional," katanya lagi.
Prof Siti Herlinda menambahkan, dalam segi pembelajaran, Prodi Proteksi Tanaman HPT Unsri berbeda dengan Prodi lainnya. Karena seminar proposal dan ujian diharuskan menggunakan bahasa Inggris.
"Sehingga mahasiswa sudah dilatih berbahasa Inggris dan wajib bisa bicara dengan bahasa inggris," pungkasnya.