“Jadi tidak ada kata maaf,” sesal @dosen_fashyun.
“Yang pertama, ZARA tidak mendengarkan situasi yang sebenarnya atau tidak menyambungkan dengan situasi yang terjadi di dunia saat ini. Hanya lewat statemet di sosial media saja”.
Yang kedua, lanjut @dosen_fashyun, ZARA berkilah kampanye fashion baru mereka itu sudah dimulai sejak bulan Juli dan fotonya dibuat di bulan September.
“Kita nggak peduli sama detailnya, tapi ‘kan dilaunching di bulan Desember? Lo bisa aja punya foto itu dari 2014, tapi lo nggak keluarin di saat ini?,” cetus @dosen_fashyun. “Jadi ini tetap pembelaan diri,” tambahnya.
Yang ketiga kalimat “sangat disayangkan”.
Apa yang sangat disayangkan orang-orang yang kepeleset gitu ‘kan, kostumer merasa tersinggung?
“Ya jelaslah ya, itu bukan seperti memberikan empati jadi memberikan kesan kayak aduh, sorry banget gue nggak tahu apa-apa, kalau ternyata membuat lo tersinggung,” jelas @dosen_fashyun.
Itu karena (ZARA) tone deaf, mereka tetap membela diri bahwa mereka itu nggak salah, ya sangat disayangkan kalau lo berpikiran aneh.
Kata terakhir yang paling menyedihkan adalah kata-kata Zara regrets.
“Kami menyayangkan. Apa yang disayangkan? Seharusnya ZARA minta maaf, namun mereka tetap merasa tidak bersalah”, tandasnya.
Penjelasan @dosen_fashyun. inipun menuai banyak tanggapan netizen, diantaranya:
“Zara masih ngerasa diatas angin, brp bulan kedepan kalo udh rugi / penurunan besar2 an baru nyadar. Let see gmn efek dari pembokoitan,” tulis akun @CB.