Kenapa? Karena secara logika, orang tersebut saja belum bisa mengatur dirinya untuk konsisten pada kebaikan. Bagaimana orang tersebut bisa memberikan masukan yang baik pada orang lain?
Namun ketika orang yang sehat melakukan amal shaleh, dan amal shaleh itu dilakukan dengan cara yag benar maka amal shaleh tersebut akan menggerakkan tubuhnya untuk menjauhi maksiat secara otomatis.
Orang-orang yang tetap menjalankan shalat namun tidak membuatnya berhenti dari maksiat maka ada yang tidak benar dari shalatnya. Padahal shalat itu pasti menghindarkan pelaksananya dari maksiat.
Mengingat shalat adalah amal shalat dan tujuan dari shalat adalah terhindar dari keji dan mungkar.
BACA JUGA:Flashback ke Zaman Rasulullah, Ini Karakter Pemuda Islam yang Hebat dan Keren
Ustadz Adi Hidayat pun menyebutkan jenis-jenis tindakan yang termasuk dalam kategori keji, seperti LGBT, selingkuh, zina, pornoaksi, dan pornografi.
Sedangkan yang masuk kategori mungkar adalah seperti tindakan mencuri, bergosip, menuduh, berselisih, dan merendahkan.
Maka jika ada orang shalat, tapi disaat yang bersamaan juga melakukan maksiat. Ini adalah hal yang belum tepat dikerjakan dalam shalatnya.
Motivasi seseorang dalam melaksanakan shalat adalah mendapatkan amal shalat agar tidak berbuat salah.
BACA JUGA:8 Doa Agar Terhindar dari Bala' dan Musibah, Sangat Dianjurkan untuk Diamalkan Tiap Hari
Ustadz Adi memaparkan bahwa orang yang shalat namun masih melakukan maksiat kemungkinan yang pertama adalah orang tersebut tidak sempurna tujuan dan niat shalatnya.
Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan," (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika seorang muslim hendak melakukan amal shaleh, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar memperbaiki niat terlebih dahulu.
Orang yang sungguh-sungguh melaksanakan shalat sudah otomatis tidak akan melakukan maksiat karena niat dan tujuannya sudah benar.
BACA JUGA:Awas Bahaya Namimah, Ini Penjelasan Ustadz Nuzul Dzikri!
Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan fakta bahwa shalat tidak akan membiarkan pelakunya berbuat maksiat.