PALEMBANG, SUMEKS.CO - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan stakeholder terkait dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendapat apresiasi tinggi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Apresiasi tersebut diberikan kepada Pemprov Sumsel karena dinilai berhasil dan mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot).
"Ini artinya analisis dari kami bahwa penanganan yang dilakukan sejak awal tahun oleh kepala daerah dan jajaran di Pemprov Sumsel bersama stakeholder cukup berhasil menekan hotspot," kata Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wayan Dayantolis di Kantor Gubernur Sumsel, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 13 Oktober 2023.
Lebih lanjut dia juga menyebut BMKG telah menganalisis dan membandingkan titik panas pada tahun 2023 lebih landai dibandingkan periode kering yang sama pada tahun 2015 dan 2019 yang lalu.
BACA JUGA:PJ Gubernur Agus Fatoni Minta Bupati dan Walikota se-Sumsel Fokus Tuntaskan Program Prioritas
Wayan menjelaskan bahwa kondisi saat ini memang cukup kering, bahkan di beberapa kajian awal diperkirakan mirip dengan kondisi pada tahun 2015.
Tapi untungnya untuk pertumbuhan titik panas di Sumsel tahun ini tidak setajam seperti tahun 2015.
"Ini menandakan usaha mitigasi pencegahan yang sudah dilakukan pimpinan daerah dan jajaran sudah berjalan dengan baik," jelasnya.
Diketahui menurutnya kemungkinan berdasarkan prediksi musim hujan baru akan dimulai pada akhir bulan Oktober mendatang dan baru merata pada November.
BACA JUGA: Menhub RI Budi Karya Sumadi Tinjau Feeder LRT di Kota Palembang
Tapi kendati demikian di akhir bulan Oktober akan masih ada masa transisi perubahan cuaca, yang membuat potensial awan akan cukup banyak di wilayah Sumsel untuk itu memberikan sejumlah rekomendasi.
"Tadi sudah kami sampaikan ke Pak Pj Gubernur lagi, yakni ancaman bencana hidrologis kami,” tukasnya.
Itulah sebabnya pihak BMKG menyampaikan bahwa kiranya November nanti masih ada shifting dari status siaga Karhutla untuk kemudian mulai siaga banjir dan longsor..
Wayan menjelaskan pada akhir Oktober mendatang pertumbuhan awan akan meluas ke arah utara dan pindah ke bagian selatan di sisi barat kemudian berlanjut bagian timur. Nantinya konsentreasi terbesar ada di wilayah utara dan barat.
BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Bersama Media Demi Wujudkan Pembangunan Sumsel Berkelanjutan