Sementara itu, Aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Semende Raya (GMPSR), Karnadi menyayangkan sejak 2012 lalu dicanangkan sebagai kawasan agropolitan belum ada upaya serius pemerintah untuk mewujudkan itu.
Beberapa perwakilan masyarakat pada Juni 2023 lalu, sempat melakukan audiensi terkait pengembangan kawasan pertanian di Kecamatan Semendo Raya dengan Plt Bupati Muara Enim Ahmad Usmarwi Kaffah.
“Kami sudah bahas dan sampaikan kepada bupati untuk mengembalikan martabat petani pada posisinya, dengan memperhatikan pembangunan di kawasan tersebut faktor penunjang yang paling penting saat ini adalah jalan, baik jalan utama ataupun jalan usaha tani,” katanya.
Agropolitan itu jangan sebatas semboyan belaka, pemerintah jangan terus-terusan mencari beralasan dan jangan ikut kegiatan seremonial panen saja.
BACA JUGA:Tingkatkan Ekonomi Warga, Pusri Bangun Booth UMK di Danau Ranau
Buktikan bahwa pemerintah tidak menggantung harapan petani untuk menjadi maju dan berdikari.
“Semendo memiliki kekayaan alam yang tidak kalah dengan daerah lain. Bahkan lebih, malulah dengan pemerintah daerah lainnya yang lebih bersemangat, jangan ada cerita tikus mati di lumbung padi untuk di Kabupaten Muara Enim,” tegasnya.
Jika Pemerintah Kabupaten Muara Enim tidak serius, dirinya memastikan akan turun aksi karena negoisasi dan audiensi sepertinya sudah tidak memiliki makna yang istimewa untuk kalangan petani, berikan petani-petani kejelasan bukan harapan.(*)