Panji Gumilang menjelaskan, bahwa pada tahun 2002 Kementerian Agama melakukan penelitian di Ponpes Al-Zaytun Indramayu.
"Bukan tabayyun ya, hanya penelitian selama lebih kurang tujuh bulan," terangnya.
Dan menurut Panji Gumilang, hasil penelitian yang dilakukan Kemenag itu sudah keluar. Lalu, di tahun 2002 MUI juga melakukan penelitian, akan tetapi tidak pernah menginjakkan kakinya ke Ponpes Al-Zaytun Indramayu.
"Karena Kemenag menyampaikan surat ke kita dan semuanya kita fasilitasi. Tetapi, MUI katanya sudah masuk ke Al-Zaytun, namun satu lembar surat pun tidak ada," katanya.
Panji Gumilang dengan tegas menyebut bahwa MUI telah melakukan penipuan, menghasut, dan mengguncangkan orang banyak.
"Jangan dikatakan itu sumbernya dari Al-Zaytun, karena Al-Zaytun ini tempat pendidikan wajib menyampaikan kepada tempat pendidikan ini," lanjutnya.
Menurut Panji Gumilang, Ponpes Al-Zaytun Indramayu hanya memiliki tujuan untuk menjadikan anak-anak muda Indonesia yang lebih baik.
"Kalau ada MUI kami tidak terima. Karena sudah mendahulukan sesat, itu bukan akhlak muslim dan bukan akhlak umat manusia yang beriman kepada Tuhan yang maha esa," paparnya.
Pasca dituding sesat dan haram, pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang, tampak kian geram dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Saking geramnya dengan MUI, Panji Gumilang, sampai-sampai menyerang MUI dengan sebutan sarang teroris. Pernyataan itu seperti diunggah oleh akun TikTok @abi_dibasyam, Minggu, 25 Juni 2023.
"MUI ini telah menanam kebencian. Justru yang ada teroris itu di MUI," tegasnya.
Lalu, Panji Gumilang juga mengungkapkan, bahwa undangan dari Pemprov Jawa Barat terhadap dirinya, sangat diapresiasi oleh Panji Gumilang.
"Dengan demikian akan didapat jawaban tentang Al-Zaytun dan Panji Gumilang. Kami memang sudah menunggu tahapan tabayyun di Ponpes Al-Zaytun," paparnya.