JAKARTA, SUMEKS.CO - Dalam menjalankan perannya sebagai Ketua ASEAN ke-5, pemerintah Indonesia menggandeng negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menguatkan komitmen bersama dalam mempercepat transformasi pendidikan anak usia dini (PAUD).
Sebagai wujud komitmen memprioritaskan PAUD, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terus konsisten lakukan modifikasi kurikulum agar responsif terhadap perkembangan zaman, menyusun metode pembelajaran bervariasi, serta membuka peluang kolaborasi yang melibatkan sektor swasta," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril, dalam Dialog Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di ASEAN atau forum Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE), 25 Juli 2023 di Jakarta.
Lalu kegiatan dialog kebijakan ini digelar bersamaan dengan Konferensi Internasional ke-3 tentang PAUD dan Pengasuhan Anak atau 3rd International Conference on Early Childhood Care Education and Parenting (ICECCEP).
“Saya berharap konferensi hari ini menjadi kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk menyatukan berbagai gagasan dengan saling berbagi praktik baik dalam penyediaan layanan PAUD yang berkualitas. Bersama-sama kita dapat membangun masa depan yang lebih baik, dimulai dari komitmen yang lebih kuat dalam meningkatkan kualitas layanan PAUD,” sebutnya.
Selanjutnya, besar harapan saya bahwa kita akan terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dan bermakna dalam rangka memajukan PAUD di kawasan ASEAN.
Sementara itu, di sela konferensi, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry menjelaskan perkembangan filantropi dalam mendukung pengembangan anak usia dini (PAUD) “Filantropi terkini sudah mengalami perubahan.
Setidaknya ada 4 perubahan strategi filantropi era dahulu dan masa kini.
Pertama, dari pemberian amal berubah fokus pada dampak. Kedua, dari terfragmentasi menjadi penyelarasan untuk skala besar dan dampak jangka Panjang.
BACA JUGA:Pengurus Emak-Emak Bangkit Kabupaten Ogan Ilir Disahkan, Siap Sukseskan Pesta Demokrasi Tahun 2024
Ketiga, dari bekerja sendiri menjadi kolaboratif atau memobilisasi berbagai jenis pendanaan (Pemerintah, organisasi filantropi, lembaga pembangunan dan sektor swasta) Keempat, dari dukungan keuangan saja menjadi pengembangan kapasitas dan bantuan Teknis.
Ia juga men jelaskan lebih jauh bahwa perubahan strategi filantropi ini turut mempengaruhi program utk anak usia dini agar dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Secara umum, Dialog Kebijakan dan Konferensi Internasional PAUD ditujukan untuk mendorong perlunya penguatan program transisi PAUD ke SD sebagai upaya mengurangi mengatasi ketertinggalan masa belajar dan tumbuh kembang pada anak usia dini yang sempat diperparah oleh situasi pandemi Covid-19.
Penyelenggaraan Dialog Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di ASEAN dan Konferensi Internasional ke-3 tentang PAUD dan Pengasuhan Anak yang berlangsung 25-26 Juli 2023 ini, merupakan hasil kerjasama antara Kemendikbudristek bersama Sekretariat ASEAN, SEAMEO CECCEP, Tanoto Foundation, dan Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC)," pungkasnya.(Dod)