Sehingga, banyak sekali ajaran tentang kerohanian yang menyusup ke dalam Ponpes Al Zaytun Indramayu. Begitupun dengan stigma pendukung Negara Islam Indonesia (NII).
"Ya mungkin itu juga yang di stigmakan disana kita ga tahu," timpal Bambang Noorsena.
Tak sampai disitu, Bambang Noorsena juga mencurigai dengan adanya pendeta yang mengajar bahasa Ibrani dan kerohanian Kristus di Ponpes Al Zaytun bisa merubah mindset seluruh santri termasuk Panji Gumilang.
"Siapa tahu kan kita tak bisa menebak hati manusia. Siapa tahu hal itu bisa merubah beliau," tambah Bambang Noorsena.
Lebih lanjut, Bambang Noorsena menerangkan jika nyanyian Havenu Shaloom Aleichem yang digaungkan Panji Gumilang beberapa waktu lalu, merupakan salah satu bahasa Ibrani yang sering dinyanyikan di dalam gereja.
BACA JUGA:Tasbihkan Diri Sebagai Pusat Toleransi, Jadi Alasan Ponpes Al Zaytun Terima Santri di Luar Islam
Hal itu juga cukup disayangkan Bambang Noorsena. Mengingat, apa yang dinyanyikan Panji Gumilang tak seharusnya diajarkan di Ponpes Al Zaytun Indramayu.