Termasuk saat pemerintah membangun poros maritim, Panji Gumilang juga sibuk membangun kapal. Sebagai upaya propaganda NII, yang menganggap mereka lebih mampu dari RI.
Begitu juga dengan sikap Panji Gumilang yang menerima semua agama. Karena Panji Gumilang berpikir sebagai kepala negara.*