“Coba teman-teman bayangkan, mereka orang yang tidak tahu apa-apa,” sebutnya.
Pemilik akun TikTok @juragan kopi ini mengatakan mungkin profesi mereka di Ponpes Al Zaytun itu sebagai petani, keamanan atau mungkin juga sebagian adalah wali santri.
“Pakai pakaian rapi, memakai baju koko, baju batik, peci kemudian menyanyikan lagu yang identik dengan orang Yahudi,” cetusnya.
Dengan dalih toleransi dan perdamaian mereka tabrak semua aturan, dan mereka bangga dengan ajaran yang tidak ada sumbernya dalam agama Islam.
“Ayolah sadar, mau sampai kapan?
Bukan mengikuti ajaran karena ketenaran tapi ikuti karena kebenarannya,” sarannya.
Sehingga kebenaran itulah yang menuntun kepada orang-orang yang benar dan orang-orang yang lurus.
“Jangan sampai mendapat julukan kelompok paling toleran oleh agama lain, namun menjadi duri di dalam agama sendiri,” tegasnya.
Narasi dalam video @juragan kopi ini langsung direspon netizen, dan langusng juga dijawab si pembuat konten:
@dr.faiz: “Saya yang alumni sana malah sekarang malu kalau disebut almamater sana”.
@firmanAlfatih_44342: “Ya Allah makin takut nitipin anak" ke pesantren..”
@Nomor Satu: “Seharusnya sbg alumni membela. bisa menjadi seperti ini, tdk dipungkiri tetap hasil didikan Alzaytun. seperti air susu dibalas air tuba”.
@Juragan Kopi: “Membela yg bathil maksudnya.? katanya merdeka fikir, tp taqlid buta sm imamnya. yg sy ikuti kebenaran, bukan orang”.