“Dia tidak pakai hp canggih, dan tidak suka diajak berfoto. Tapi dia tidak cerita kapan persisnya mualaf,” imbuhnya.
Yang pasti, sekitar 1999 lalu, kata Luthfi, Masjid Agung As-Salam baru berdiri.
“Dulu saya masih jabat sekretaris. Saat itulah mulai kenal Riduan,” katanya.
Kala itu, Riduan tidak punya pekerjaan. Dari keluarganya dia terusir, karena tak lagi seiman pasca mualaf.
“Sehingga saya ajak ke Masjid Agung. Bantu mengurus masjid. Alhamdulillah dia mau,” kenang Luthfi.
Berangkat haji tahun ini, Riduan pakai biaya pribadi.
“Dia memang menabung dan bercita-cita ingin menunaikan rukun Islam kelima,” tuturnya.
Riduan menabung di tempatnya tinggal di area masjid.
“Riduan tidak mau nabung di bank. Karena berbagai alasan, katanya haram dan riba,” kata Luthfi lagi.
Setelah setoran awal cukup, pada 2011 lalu, Luthfi mengajak Riduan mendaftar haji.
“Semoga dia jadi haji mabrur,” pungkasnya. (lid)