Lantas seperti apa ciri-ciri haji mabrur itu? Jawabannya sangat singkat. Mereka yang bisa meninggalkan perbuatan maksiat dan ibadahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya maka itulah yang dinamakan haji mabrur.
Dalam kitab Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa'I oleh Jalaluddin as-Suyuthi, dijelaskan bahwa salah satu bukti seseorang telah mencapai haji mabrur adalah ketika ia menjadi lebih baik dari sebelumnya dan berusaha mengurangi perbuatan maksiat.
Haji mabrur memiliki beragam arti. Menurut M. Quraish Shihab dalam buku berjudul M. Quraish Shihab Menjawab, mabrur berasal dari bahasa Arab ‘barra’ yang berarti surga, benar, diterima, pemberian, dan keluasan dalam kebaikan.
Ibnu Khalawaih, seperti yang diungkapkan dalam kitab Nayl Al-Awtar oleh asy-Syakawani, mengartikan haji mabrur adalah haji yang diterima Allah atau maqbul.
BACA JUGA:Pergi Haji Belum Mampu? Ini Amalan yang Pahalanya Sama dengan Pergi Haji
Kemudian, Hafidz Muftisany Nawari dalam bukunya berjudul Berburu Haji Mabrur dijelaskan bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak tercemar dosa, diterima Allah, dan tidak ada kesombongan di dalamnya.
Ibadah haji mabrur merupakan bentuk ibadah yang sempurna dan dicintai oleh Allah.
Menurut ulama ahli tafsir Alquran, Profesor Quraish Shihab dalam bukunya berjudul 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, haji mabrur adalah tidak hanya terbatas pada pelaksanaan ibadah haji itu sendiri.
Makna mabrur terwujud saat seorang jamaah haji pulang dari Tanah Suci dan tetap berpegang pada janji-janji yang diucapkan selama berada di Mekkah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
BACA JUGA:Bolehkah Berangkat Haji dari Hadiah? Ustaz Abdul Somad: Tentu Saja Boleh, Asal...
Dalam kitab berjudul Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa'I oleh Jalaluddin as-Suyuthi, dijelaskan bahwa salah satu bukti seseorang telah mencapai haji mabrur adalah ketika ia menjadi lebih baik dari sebelumnya dan berusaha mengurangi perbuatan maksiat.
Ini menunjukkan bahwa haji mabrur berdampak pada perubahan positif dalam perilaku dan kesalehan seseorang.
Ini ibadah yang juga melibatkan pemenuhan rukun dan wajib-wajib haji dengan penuh kesadaran dan ketaqwaan.
Rukun haji seperti thawaf di Ka'bah, sai antara Safa dan Marwah, serta wukuf di Arafah, juga menjadi pilar-pilar penting dalam menunaikan haji yang mabrur.
BACA JUGA:Masyaallah, Kisah Allah Mengutus Malaikat Menggantikan Abdullah bin Mubarak Mengerjakan Ibadah Haji
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada balasan yang setimpal bagi haji mabrur kecuali surga," (HR Bukhari).