NGACO! Panji Gumilang Bilang Idul Fitri Itu Hari Raya Makan-makan, Setelah Idul Fitri Koruptor Bisa Bebas
SUMEKS.CO - Idul Fitri menjadi satu dari dua hari raya besar bagi Umat Islam. Idul Fitri diterjemahkan kembali fitrah.
Namun, ternyata makna itu terlalu jauh menurut Syekh Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu.
"Idul Fitri kok diterjemahkan jauh-jauh. Kembali kepada fitrah. Jangan terlalu jauh memaknai Idul Fitri, kok kemana-mana. Hari raya makan-makan," kata Syekh yang penuh kontraversial ini.
BACA JUGA:Mohammad Nasih Bela Panji Gumilang dan Benarkan Adzan Al Zaytun, Warganet Dibikin Makin Geram
Panji Gumilang menjelaskan alasannya memaknai Idul Fitri sebagai hari raya makan-makan itu, setelah satu bulan penuh suntuk menahan makan pagi, makan siang. Hanya pada makan malam.
"Jadi Idul Fitri itu gampang segampangnya. Sambil bertakbir menjelang makan pagi. La kalau hanya dengan puasa 30 hari, 29 hari menahan makan dan minum di siang hari. Kemudian bisa melebur, enak banget," cetusnya.
Lalu dia mengambil contoh, bagaimana orang-orang yang melanggar hukum, misalnya terlibat korupsi, lalu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selesai melaksanakan Idul Fitri, tentu harus dibebaskan, karena sudah fitrah.
"Orang-orang yang melanggar hukum, ngambil uang di kantornya, kemudian ditangkap KPK, melaksanakan Idul Fitri, selesai, bebaskan itu, nggak usaha dihukum.
Mengapa? Kembali ke fitra, suci bersih. Wuenak banget," beber Panji Gumilang. *