ASTAGHFIRULLAH! Pimpinan Ponpes di Lombok Timur Rudapaksa 41 Santriwati, Modusnya Biar Masuk Surga
SUMEKS.CO - Dua Pimpinan Pondok Pesantren di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan ke pihak kepolisian, karena diduga telah melakukan pemerkosaan terhadap 41 santriwatinya sendiri.
Kedua pimpinan Ponpes yang dilaporkan tersebut berinisial HSN dan LM. Kedua pimpinan Ponpes ini menjadi bahan perbincangan setelah keduanya ditangkap karena diduga melakukan tindak pemerkosaan kepada 41 santriwatinya.
Penangkapan Pimpinan Ponpes di Lombok Timur ini, dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Lombok Timur, IPTU Nicolas Osman. Menurut Osman, pelaku HSN sudah ditetapkan tersangka dan kini sudah ditahan.
"Sudah kita tahan pada 17 Mei 2023 lalu. Sedangkan, LM telah ditahan lebih dulu pada 9 Mei 2023," terang Osman dikutip SUMEKS.CO dari berbagai sumber, Rabu, 24 Mei 2023.
Menurut Osman, modus operandi yang digunakan oleh kedua tersangka yakni dengan menjanjikan para korbannya supaya masuk surga. Asalkan, para korban menuruti apapun kemauan dari para tersangka.
"Santriwatinya ini dijanjikan akan masuk surga, jika menuruti dan patuh dengan perintah tersangka. Bahkan, LM mengatakan jika perbuatan bejatnya itu adalah restu dari nabi," paparnya.
Terpisah, salah satu kuasa hukum korban, Joko Jumadi menyebutkan, pihaknya memiliki sebuah fakta mengejutkan. Dimana, tersangka LM mengancam jika para santriwatinya itu akan celaka bila tidak menuruti kemauan bejat kyainya itu.
"Jadi kalau tidak mau berhubungan badan, pelaku ancam keluarga korban dapat celaka," terangnya.
Joko menyebutkan, bahwa banyaknya jumlah korban dari dua Pimpinan Ponpes di Lombok Timur ini, dikarenakan para santriwatinya diiming-imingi akan masuk surga dan bahwa tindakan pimpinan Ponpes ini adalah restu dari nabi.
Badaruddin, selaku Ketua Lembaga Studi Bantuan Hukum NTB sekaligus jadi kuasa hukum dari para korban memberikan keterangan mengejutkan lainnya. Dimana HSN bahkan membuka 'kelas pengajian seks' untuk para santriwatinya.
"Para santriwati tersebut yang sebelumnya sudah diincar oleh pelaku. Yang jelas, pelaku sengaja membuka pengajian seks itu kepada korban-korban yang dia bidik untuk dicabuli," tutupnya. *