“Sekiranya memang tidak memasang rem tangan, itu malam-malam mobilnya sudah meluncur ke sungai atau ke jurang, ternyata‘kan tidak…”
“Besoknya, sopir belum mendatangi busnya, masih siap-siap di daerah penginapan, sesuai dengan SOP kerneknya yang memanasi mobil dan tetap rem tangannya on...”
“Dan kemudian mulailah satu per satu penumpang naik, dan tiba-tiba bus tersebut meluncur ke sungai”.
“KNTK hasil temuannya mengatakan, bahwa rem tangan di bannya pada saat mobil diangkat masih on, masih terpasang, jadi jelas tidak ada unsur kelalaian….”
“Yang kedua, bahwa mobil dinyalakan dan rem tangan terpasang itu saya tidak melihat ada unsur kesalahan apapun…”
“KNKT juga mengatakan waktu bus meluncur terlihat agak lambat”.
“Artinya remnya masih terpasang, tapi mungkin karena keadaan tanah yang sangat lempur, sehingga tanah tidak bisa menahan dan terus meluncur…”
“KNKT mengatakan kalau remnya itu tidak terpasang pasti meluncurnya sangat kencang…tapi ini kelihatan lambat. Artinya remnya masih on, masih terpasang, cuma mungkin keadaan tanah yang membuat mobil tersebut meluncur…”
“Sudah tentu bukan salah sopir lagi, karena itu adalah parkir resmi, dia disuruh parkir disitu”.
“Dan sopir bukanlah sarjana pertanian yang harus meneliti keadaan tanah sebelum parkir”.
“Coba dilihat itu keadaan parkir memang benar-benar berada di tepi sungai dan ditepi jurang”.
“Sekali lagi bapak Kapolda Jawa Tengah dan Bapak Kapolres Tegal, terutama juga Bapak Kapolri mohon perhatikan suara rakyata, sudah puluhan juta warga mengimbau agar sopir dan kernek ditangguhan penahanannya, Hotman 911...”. *