WADUH! Pesawat Susi Air Dibakar dan Pilot Disandera KKB Papua, Sosok Ini Sebut PBB Dalangnya, Benarkah?
SUMEKS.CO - Pembakaran pesawat Susi Air serta penyanderaan sang Pilot, Kapten Philips Mark Mehrtens, pada 7 Februari 2023 lalu, yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya masih menjadi tanda tanya besar.
Pertanyaan yang timbul yakni alasan besar KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya yang tega membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilotnya, padahal pesawat Susi Air sudah puluhan tahun membantu dan melayani warga Papua.
Melihat situasi dan kondisi yang terjadi di Tanah Papua ini, Pengusaha Indonesia yang aktif sebagai Youtuber dan menjadi Penulis, Bossman Mardigu menyebut, bahwa ada keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam permasalahan ini.
Dikutip dari kanal Youtube @Bossman Mardigu, yang dipostingnya pada Sabtu, 13 Mei 2023, pemilik nama asli Mardigu Wowiek Prasantyo ini menuliskan thumbnail Youtube-nya "PBB, Dalang Dibalik Tragedi Susi Air di Papua?".
Selain penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens, kemarin empat pekerja BTS di Okbab Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, mengalami penyerangan hingga empat orang disandera.
Dari serangkaian peristiwa yang terjadi di Papua, Bossman Mardigu menilai, belum ada langkah-langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Papua.
"Kedaulatan militer kita sedang diserang, ayo segera bertindak. Ayo, DPR kemana suara kalian? Menlu kenapa tidak melakukan lobi-lobi ke tingkat dunia?," ungkapnya.
BACA JUGA:CEK FAKTA! 3 Pentolan KKB Keluar Sarang, Kumpulkan Pasukan, Tabuh Genderang Perang
Kepada Presiden RI, Joko Widodo, Bossman Mardigu, juga berharap memikirkan permasalahan di Papua, dan jangan hanya sibuk dengan mencari penggatinya sebagai Presiden RI pada Pemilu 2024 mendatang.
"Siapa saja yang menjadi Presiden nanti pasti punya naluri untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," sebutnya.
Menurut Bossman Mardigu, yang saat ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah yakni kondisi Papua yang tengah kritis. Dimana ada 36 tentara Komando Pasukan Khusus (Koppassus) yang diserang.
"Walau dengan senjata sedikit mereka waktu itu, karena dalam situasi negosiasi, namun tentara Kopassus itu adalah kekuatan 720 tentara saat itu," katanya.