Saya bilang bahwa di dalam saya silaturahmi melihat peternakan kambing. Terus ada pertanian yang modern dan juga pembuatan kapal, dan ditanya apakah ada kejanggalan-kenjanggalan?
Saya gak tau kenapa media tanya saya, saya bilang sejauh yang saya lihat pada saat itu tidak ada hal yang aneh.
BACA JUGA:Ponpes Al Zaytun Sering Bikin Gaduh, Pentolan NII Crisis Center Berencana Laporkan Panji Gumilang
Tidak ada hal apapun, dan semuanya malahan santrinya diajak untuk melakukan kewirausahaan itu, pada saat itu yang pertama.
Lalu yang kedua, saya hadir lagi ke Al Zaytun diundang sebagai Wakil Bupati disana, dan ada kegiatan, dan ada peringatan satu suro, lalu ada khataman Al Quran gitu, dan saya sempat dikasih kesempatan untuk bicara juga.
Ya saya katakan bahwa kalau santri pintar ngaji, pintar secara ilmu dunianya terus mandiri, maka itu menjadi calon-calon pemimpin yang baik dan bagus.
Dan di akhir acara itu lalu ada sambutan dari pak syekh, pak Panji (Gumilang), dan baru tuh yang ramai kemarin ada ini apa, salam apa salam yang katanya ala Yahudi.
Saya juga ‘kan nggak pernah tahu ada seperti itu malah saya baru tahu disitu gitu. Jadi ya sebagai tamu saya diminta berdiri ya berdiri.
Dan saya juga sempat rada bingung sebenarnya.
Minta semua yang hadir disini diminta berdiri, lalu untuk mengikuti apa ‘kan ngak tau apa gitu?
Saya malah sempat berpikir apa ini bahasa apa gitu, mungkin keterbatasan pengetahuan saya, saya nggak tau kalau itu bahasa ibrani atau bahasa Yahudi mana saya tahu kan gitu?.
Ya sudah ngikutin, habis itu cuman saya lihat kok ada hal yang berbeda, yang biasanya saya tidak lihat di pesantren lainnya, cuma sampai di batas itu saja.
Habis itu ya, sudah saya acara selesai pamitan dan udah nggak pernah kesitu lagi.
Dan yang kemarin salat Idul Fitri pun saya ‘kan lebarannya di Jakarta, udah bukan jadi wakil bupati.