Viral Pungli Oknum Polairud di Perairan Banyuasin, Kabid Humas Polda Sumsel: Tidak Sesuai Fakta
PALEMBANG, SUMEKS.CO – Direktorat Polairud Polda Sumsel, telah melakukan investigasi bersama Pos Dishub Simpang PU, Kabupaten Banyuasin.
Itu setelah, berita di sejumlah media sosial, seperti Tiktok dan Instagram, bahkan media online, ramai memviralkan dugaan oknum kepolisian melakukan pungli di perairan.
Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK, melalui Kabid Humas Kombes Pol Drs Supriadi MM, menegaskan Ditpolairud Polda Sumsel telah melakukan investigasi terhadap personel Pangkalan Sandar Simpang PU, Banyuasin.
Supriadi mengatakan, tugas dan tanggung jawab personel Ditpolairud Polda Sumsel di perairan Simpang PU, memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
BACA JUGA:Satpolairud Banyuasin Bungkus Kotak Suara dengan Plastik, Agar Surat Suara Tidak Basah
“Seperti imbauan masyarakat tentang keselamatan berlayar, pengecekan terhadap alat navigasi kapal. Berikut barang muatan serta menggalakkan bahaya hewan buas (buaya) yang banyak terdapat di perairan Simpang PU,” jelas Supriadi.
Dan dalam pelaksanaan tugasnya, personel Ditpolairud selalu bersinergi dengan stakeholder dari Kabupaten Banyuasin, yaitu Dinas Perhubungan (Dishub).
Alat transportasi dinas Pangkalan Sandar Simpang PU, memiliki speedboat dengan spesifikasi mesin 40 PK merek Suzuki.
Saat kejadian Senin 8 Mei 2023, kata Supriadi, speed dinas Polairud sedang standby depan mako Pangkalan Sandar Simpang PU.
BACA JUGA:Polairud Polda Sumatera Selatan Perketat Keamanan Perairan Selama Nataru
Kemudian investigasi dengan Dishub Banyuasin, sesuai Perbup Banyuasin Nomor 8 Tahun 2021 tentang Retribusi Daerah.
Pihak Dishub menghampiri ke kapal yang sedang berlayar, untuk mengecek muatan kapal.
“Pada saat kejadian, personel Dishub tidak meminta apa pun. Hanya menghampiri dan dari keterangan Ka Pos Dishub Banyuasin Eko Prasetya, semua anggotanya itu tenaga honorer,” terang Supriadi.
Dan dari hasil pemantauan di lapangan, pihaknya mendapatkan bahwa yang beredar di medsos Instagram dan Tiktok, tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.