Karena warga kampung Tikiki memberi julukan Utusan Tuhan kepada pasukan Tnegkorak pimpinan Lettu Resya Hidayat alias Ronggolawe.
Setiap hari minggu pasukan tengkorak beragama kristiani membaur bersama warga ke gereja, sementara pasukan beragam Islam menjaga jemaah yang beribadah.
Setelahnya mereka berkumpul dan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang membutuhkan. Tak lupa, pasukan ini membagi-bagikan nasi kepada semua warga.
Suasana damai, seperti tidak berada dalam zona konplik. Semua bercengramah dengan akrab. Kerukunan inilah yang dijaga dan diciptakan guna menjaga harmonisasi dengan warga.
Rafael Kepala Suku Tekiki sengaja mengumpulkan warganya untuk beribadah bersama dan menciptakan suasana keakraban antara pasukan tengkorak dan masyarakat
Sementara itu, disektor lain pasukan Tengkorak selain menusuk hutan baku tembak terjadi di Hutan Mamba. Berdasarkan siaran resmi, Letkol inf Ardiansyah menyebut baku tembak terjadi di perbatasan sungai kampung Mamba dengan Kampung Suali, Intan Jaya Papua Tengah.
Baku tembak berawal dari satgas yang memergoki KKB yang berlarian melihat pasukan tengkorak.
Pasukan TNI intens bergerak ke basis, dan jalur KKB dan mengantisipasi gangguan keamanan. Pasukan tengkorak bergerak senyap mendatangi lokasi. Ini membuat KKB maskin terdesak.
BACA JUGA:NAH LHO! Tokoh Adat Papua Meradang, Pimpinan KKB Egianus Kogoya Diultimatum Bebaskan Pilot Susi Air
Perang besar TNI/Polri melawan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) pimpinan Egianus Kagoya tak terhindarkan.
Egianus Kagoya pimpinan KKB perintahkan seluruh anggotanya tidak lagi bertahan di hutan.
Pasukan KKB diperintahkan menyerbu markas TNI/Polri yang ada di wilayahnya masing-masing. Perintah penyerangan ini disampaikan melalui media sosial.
Dalam intruksinya yang disampaikan, Egianus memerintahkan anak buahnya untuk menembak siapapun yang menjadi target sasaran. Perintah itu terpaksa dilakukan guna merebut kemerdekaan dari Indonesia. “Tembak-tembak untuk merebut kemerdekaan dari Indonesia,” kata Egianus dikutip dari akun @obrolancenderawasih.
Luapan emosi itu disampaikan Egianus Kagoya didepan prajuritnya. Egianus juga memerintahkan prajuritnya tidak lagi memikirkan keselamatan dirinya sendiri.