El Nina Modoki Dituding Sebabkan Kemarau Basah di Indonesia, Yuk, Kenali Tanda-Tandanya
SUMEKS.CO - Pernah dengar istilah musim kemarau basah? Seperti yang kita ketahui, Juni hingga Agustus merupakan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini mengalami kejadian basah kering seperti cuaca ekstrim.
Fenomena ini biasanya ditandai dengan dingin di pagi hari, namun menjadi panas di siang hari.
Dipinjam dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, istilah kemarau basah biasanya digunakan untuk menunjukkan puncak musim kemarau, namun di beberapa tempat termasuk angin kencang dan hujan. Indonesia telah mengalami kekeringan sejak Juni.
Dampak Kemarau Basah
Salah satu efek utama dari kekeringan basah adalah hujan lebat yang tiba-tiba atau angin muson yang kuat.
Secara ilmiah, kedua bencana ini juga bisa disebut bencana hidrometeorologi, yaitu fenomena bencana yang berkaitan dengan atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Menurut laporan dari iklim.bmkg.go.id, Indonesia biasanya mengalami beberapa bencana saat musim hujan dan kemarau.
1. Cuaca Ekstrem
Menurut Peraturan Kepala BMKG No. 9 Tahun 2010, cuaca ekstrim adalah fenomena perubahan cuaca yang terjadi secara tidak wajar dan dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan kerugian material. Biasanya cuaca ekstrim di Indonesia berupa hujan es atau hujan lebat.
BACA JUGA:WOW! Syakirah, TikTokers Cantik Berkulit Putih Mulus Miliki Belasan Link Video Syur
Sementara itu, pada Minggu 28 Agustus 2022, BMKG mengeluarkan peringatan dini kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di 23 provinsi Indonesia.
2. Angin Kencang