Allahuakbar! Anak Kecil Disembunyikan Makhluk Halus, Terdengar Suara Jeritan Tapi Tak Terihat Keberadaannya
SUMEKS.CO - Astaghfirullah, warganet dibuat merinding mendengar tangisan dan jeritan seorang anak kecil berusia 3 tahun, yang hilang disembunyikan makhluk halus di kebon kosong.
Heboh video seorang anak kecil diduga disembunyikan makhluk halus tak kasat mata. Peristiwa aneh tapi nyata terjadi di Kalijati Subang, Jawa Barat.
Betapa tidak, warganet dibuat merinding ketakutan saat melihat postingan video beredar di media sosial memperlihatkan kerumunan warga mencari anak kecil yang diduga disembunyikan makhluk halus disebuah kebun yang dipenuhi pohon besar dan beberapa tanaman pisang.
BACA JUGA:Kuasa Allah...Mushola Tak Mau Diroboh
Dari sebuah postingan video dari akun snackvideo @kittydewi, Selasa 2 Mei 2023, tertulis caption yang menerangkan bahwa anak kecil yang hilang disembunyikan makhluk halus tersebut belum ditemukan selama enam hari.
Suara tangisan anak kecil itu sangat jelas terdengar. Namun, tak satupun dari warga yang bisa melihat keberadaannya. Teriakan yang disertai tangisan yang bersumber dari kebun tersebut, membuat warga semakin merasa cemas dan khawatir.
"Hanya ada suara tangisan si anak namun tak bisa ditemukan oleh warga," tulis caption dalam video.
Dalam video itu juga terlihat beberapa warga lain sedang mengamati sekeliling kebun yang diyakini tempat anak kecil itu disembunyikan makhluk halus.
Sambil terengah-engah, pria yang merekam kejadian itupun terus berjalan mengitari kebun. "Ya Allah," ucap pria dalam video saat mendengar jeritan suara anak kecil sembari mengarahkan kameranya ke pohon pisang yang ada didepannya.
Unggahan video yang berdurasi sekitar 15 detik itu mendapat ribuan komentar dari warganet. Banyak dari warganet yang merasa terenyuh saat mendengar suara jeritan anak kecil yang hilang.
"Tolong dong yang punya kemampuan lebih dibantu untuk nemuin.. ga tega dengerin suara teriakannya," tulis akun @widydinda.
"Ya Allah tolong anak ini," timpal @mutiyah.
BACA JUGA:May Day 2023 di Palembang, Perjuangkan Tuntutan Buruh yang Tak Berujung?