10 Kontroversi Pesantren Al Zaytun, Nomor 9 Bikin Gaduh se Indonesia
SUMEKS, CO - Heboh. Gegara salat Idul Fitri 1444 Hijriah, makmum perempuan dan laki laki, bercampur di Pesantren Al Zaytun Indramayu, Sabtu 22 April 2023.
Bukan hanya sekali ini saja Pesantren Al Zaytun bikin gaduh tanah air.
Ini 10 kontroversi pesantren Al Zaytun Indramayu,
Jawa Barat seperti dikutip dari Republika.co.id:
1. Punya santri ribuan.
2. Pesantren terbesar dan terkenal
3.penganut aliran salafiyah
4. Pengalaman syariah secara ketat
5. Diduga berhubungan dengan NII Palsu
6. Umumnya santri juga berasal dari keluarga NII
7. Menerapkan program pendidikan modern.
8. Pendidikan menerapkan teknologi dan informasi
9. Diduga ada tindakan pelecehan seksual.
10. Salat Idul Fitri mencampurkan makmum wanita dan pria.
Seperti diketahui jagad maya dibuat heboh. Pasalnya di Indonesia yang berlaku, saf makmum perempuan berada di belakang saf laki laki.
Tidak bercampur seperti ramai foto yang beredar di sosmed belakangan ini
Akun sosial media mereka mengunggah kegiatan acara di Ma'had Al-Zyatun, Indonesia, dalam rangka pelaksanaan salat Idul Fitri pada Sabtu 22 April 2023.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, KH Satori mengatakan dirinya tidak bisa menyatakan jika Pesantren Al Zaytun Indramayu benar atau salah, atau sesat atau tidak sesat.
Namun dia menegaskan tidak mengerti cara beribadah yang dilakukan di Ponpes Al Zaytun Indramayu.
Termasuk teknis shalat Idul Fitri 1444 Hijriyah yang bercampur.
Satori mengakui jika anggota Ponpes Al Zaytun semua muslim.
Sayangnya terlalu mengeksklusifkan diri dan tertutup.
Dia mengatakan bahwa ulama di Indramayu tidak memahami alur pemikiran mereka dan tidak tahu apa mahzab mereka.
Dia juga bilang selama ini tidak ada transparansi yang diterima oleh MUI terkait pesantren Al Zaytun.
"Menurut syariat, jemaah perempuan tidak boleh berada di depan barisan jemaah laki-laki. Jemaah perempuan harus berada di belakang jemaah laki-laki," kata Satori, seperti dilansir poskota.id, Senin 24 April 2023.
Selain itu, menurut Satori, shaf shalat berjamaah juga harusnya rapat, karena pandemi Covid-19 sudah berakhir sehingga tidak lagi diperlukan jarak antara shaf shalat. (*)