PALEMBANG, SUMEKS.CO - Muhammadiyah jauh-jauh hari sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1444 Hijriyah jatuh pada 21 April 2023. Dengan demikian, Ramadan akan dijalani warga Muhammadiyah hanya 29 hari saja.
Sedangkan untuk Pemerintah Pusat dan Nahdhatul Ulama (NU), belum bisa dipastikan lantaran harus melalui proses rukyatul hilal yang baru akan dilaksanakan Kementerian Agama RI pada 20 April 2023.
Terkait adanya perbedaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah serta NU, berbeda halnya dengan kelompok Habib Rizieq Shihab. Menurut kelompok ini, Habib Rizieq Shihab merupakan sosok yang sangat berkompeten dalam ilmu falak.
"Habib Rizieq memang berkompeten dalam ilmu falak dan perhitungan penetapan 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri," kata Juru Bicara Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar.
Selain itu, Aziz Yanuar menegaskan bahwa perbedaan dalam menentukan lebaran Idul Fitri antara Muhammadiyah dan Pemerintah merupakan kekayaan khazanah dalam ilmu fiqih dan dunia Islam.
Kendati demikian, perlu digaris bawahi bahwa perbedaan pendapat dalam penentuan tersebut bukan merupakan masalah.
"Karena membuktikan khazanah ilmu dan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perbedaan dalam hal fiqih dalam dunia Islam," lanjutnya.
BACA JUGA:Hot Info! Walikota Sukabumi Keukeh Tak Berikan Izin, Jemaah Muhammadiyah Pindahkan Lokasi Sholat Ied
Kendati pandai dalam ilmu falak, kata dia, namun pihaknya menyerahkan penetapan hari raya Idul Fitri kepada pemerintah dan ormas lainnya.
"Meskipun demikian kami menyerahkan kepada masyarakat untuk ikut pemerintah ataupun ormas lain yang berkompeten, dalam hal tersebut sesuai dengan ijtihad pihak yang berilmu tersebut," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, jemaah Muhammadiyah akan melaksanakan Sholat Idul Fitri 1444 Hijriyah pada 21 April 2023 mendatang. Perbedaan ini sempat terjadi polemik di masyarakat.
Seperti yang terjadi di Kota Sukabumi dan Kota Pekalongan yang sempat terjadi permasalahan. Meskipun saat ini permasalahan tersebut telah selesai, dan tidak ada permasalahan lagi. *