Sesi Materi Batch II
Kegiatan sesi materi pada batch II mengenai Kecakapan Digital kembali dipaparkan oleh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa. Dalam paparannya, ia menyebutkan bahwa, ASN kini dapat memaksimalkan kemampuannya dengan berbagai cara.
“Saat ini ada berbagai cara kreatif untuk mengasah kecakapan digital dari teman-teman ASN, salah satunya dengan menjadi konten kreator. Jika berminat, maka teman-teman bisa lebih mengeksplorasi ruang digital. Selain itu, ini juga menjadi praktik yang akan terus-terusan dilakukan sehingga teman-teman menjadi fasih baik dalam menggunakan tools digitalnya dan juga mengasah ide kreatif, sehingga kecakapan digital teman-teman akan semakin meningkat,” ujarnya.
Sofian juga menekankan bahwa eksplorasi ASN menjadi content creator tidaklah melanggar hukum apabila dilakukan di luar kegiatannya sebagai pelayan publik.
BACA JUGA:Petani di Bengkulu Panen, Harga Jengkol di Muba Anjlok
“Teman-teman tidak perlu khawatir untuk menjadi content creator seperti Youtuber, malah kami mendukung kalian dalam menjadi content creator untuk membagikan informasi seputar layanan pemerintah kepada publik,” tegas Sofian.
Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto Kemenkes RI, Yan Bani Luza membawakan materi tentang Keamanan Digital mengenai Antisipasi Keamanan dan Keselamatan Digital pada sesi berikutnya.
Bani mengatakan bahwa digitalisasi memiliki berbagai manfaat yang dapat menciptakan dampak positif bagi seluruh masyarakat.
“Manfaat digitalisasi yang pertama yaitu efisiensi, yang dapat memudahkan akses serta pengolahan informasi sehingga proses bisnis lebih cepat yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, digitalisasi ini membuat informasi dan layanan juga menjadi lebih mudah diakses terutama bagi masyarakat yang terhalang keterbatasan mobilitas dan memerlukan layanan tanpa tatap muka,” tuturnya.
Bani juga menekankan bahwa perubahan pada Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) menyebabkan adanya efisiensi dalam perlindungan data.
“SPBE memungkin pemerintah membuat super apps agar semua pelayanan menjadi terarah dan lebih fleksibel untuk dipantau oleh pemerintah. Diharapkan pemerintah akan lebih mudah melakukan kontrol agar serangan siber juga semakin berkurang,” tegasnya.
Materi berikutnya mengenai Etika Digital dilanjutkan oleh Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Kemendagri, Wawan Hermawan. Dalam penjelasannya beliau mengatakan bahwa di dua dunia ini (fisik dan maya) kita harus memperhatikan etika komunikasi dalam membuat konten media sosial.
“Etika dalam komunikasi dapat mengajak aparatur sipil negara untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan bertanggung jawab, sehingga bisa mencegah dampak negatif terhadap psikologi pengguna,” jelasnya.
BACA JUGA:Link Terbaru, Klik di Sini untuk Download GB WhatsApp Pro Update 2023 v17.30
Wawan selanjutnya menegaskan bahwa terdapat beberapa pengguna internet yang lebih mengutamakan pencitraan demi kepopuleran yang instan, merasa dirinya dipenuhi oleh obsesi untuk viral tapi tak bermoral “Mari kita tinggalkan likes, thumbs up, dan lain sebagainya, yang mana hal ini mengarahkan kita untuk mendapat perhatian tanpa memikirkan mengenai pantas atau tidak suatu hal diangkat ke media sosial. Perlu dicermati, kita tidak perlu mendapatkan perhatian atau viral tapi mengesampingkan nilai moral dan norma,” tegas Wawan.