Lebih lagi saat sahur dan berbuka adalah waktu emas untuk saling sapa, saling melepas rindu, saling membagi cerita.
KONON katanya, antara ibu mertua dan menantu perempuan acap kali tak muncul titik temu.
Yang tua ingin dihormati, yang muda ingin dihargai.
BACA JUGA:Masjid Agung Solihin Kayuagung, Rumah Ibadah yang Ramah, Profesional dan Memberdayakan Umat
Sang ibu, merasa memiliki putra yang mestinya bertanggung jawab berbakti padanya.
Sementara istri dari putranya pun menuntut hak untuk dikasihi, diperhatikan, dan dipedulikan sang suami.
Masing-masing menuntut hak, masing-masing merasa ingin dinomorsatukan.
Masing-masing merasa lebih penting dari yang lain.
BACA JUGA: Ayo Semangat, Pahala Ibadah Selama Ramadan Dilipatgandakan
Andai di rumah tidak bicara hak, tentu akan ada kedamaian.
Andai di rumah-rumah saling menunaikan kewajiban, perang takkan meletus.
Jika bicara dengan cinta, menatap dengan cinta, bekerja dengan cinta, dan memiliki karena cinta, tentu sakinah akan terbentang sebagai hadiah.
Sejarah mencatat tentang kakek kita Nabi Ibrahim Alaihis Salam.
BACA JUGA:MCMI Sumsel Diharapkan Dapat Memperkuat Syiar Islam
Telah lama dia tidak berjumpa dengan putranya, Nabi Ismail AS.