“Lalu melanjutkan mengantarkan korban,” jelasnya.
Hanya saja rute yang dipilih tersangka Eko, bukan jalan umum. Pekerja harian lepas di sebuah perkebunan itu, mengajak melewati jalan perkebunan yang sepi.
Dengan alasan jalan pintas biar cepat sampai. “Korban diajak melalui jalan tikus (kecil) di perkebunan,” ujarnya.
Di tengah perkebunan, mereka berdua sempat bertemu warga.
Tak lama itu di tempat yang sepi, tersangka menghentikan sepeda motornya dengan alasan akan buang air kecil.
Di sanalah tersangka menarik tangan korban.
“Katanya, aku dak tahan lagi. Sudah nafsu,” ucap Ipda Fahrizal, menirukan perkataan tersangka kepada korban kala itu.
Korban berusaha menyelamatkan diri, berlari tapi dikejar tersangka. Sampai akhirnya korban terjatuh, mengalami luka-luka lecet.
Kendati begitu, korban masih tetap berusaha melakukan perlawanan.
Tersangka yang sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi, akhirnya memukul dan mencekik korban, disertai ancaman.