LUBUKLINGGAU, SUMEKS.CO - Puluhan kurir JNT (J&T) di Kota Lubuklinggau mogok kerja. Ada apa? Mereka stop mengatar paket karena menolak kebijakan baru dari perusahaan. Kebijakan baru tersebut adalah naiknya target antar paket dari 2.300 paket per bulan naik menjadi 2.600 paket per bulan.
Menurut mereka dengan aturan baru sangat memberatkan bagi kurir, target 2.600 sangat tidak mungkin tercapai.
Salah satu perwakilan kurir, Abeng, mengatakan target 2.600 paket per bulan sudah tidak masuk akal lagi.
"Jadi dengan adanya aturan baru ini, kami seluruh kurir menolak kenaikan target bulanan ini," tegas Abeng, didampingi puluhan kurir JNT lainya.
BACA JUGA:JCH Lansia Indonesia Musim Haji 2023 Mencapai 62.879, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus
Diakui Abeng, untuk meraih 2.300 paket per bulan saja harus kerja dari subuh sampai malam. Itupun kalau jumlah paket yang tersedia cukup. Karena kurir bekerja dibagi per wilayah. Kadang untuk wilayah tertentu paket tidak cukup untuk target harian.
Yang menjadi keberatan para kurir pake JNT ini, jika tidak tembus 2.600 paket per bulan, gaji hanya dibayar sebesar 80 persen saja.
"Ada potongan gaji 20 persen kalau tidak tembus target," ujarnya.
Sedangkan gaji yang mereka terima, itu berdasarkan UMR Provinsi Bengkulu. Jumlahnya lebih kurang Rp2,2 juta. Karena kantor pusat dari JNT wilayah Lubuklinggau ada di Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Bejat! Guru SD Honorer di Muba Diduga Cabuli Murid, Modus Janjikan Beri Nilai Bagus
"Perusaan ini mengklaim gaji Rp2,2 juta sekian itu sesuai UMR Bengkulu. Padahal dalam slip gaji kami Rp2,2 juta itu sudah termasuk uang makan dan uang tranport. Gaji pokok sebenarnya hanya Rp1,6 juta saja," katanya.
Para kurir ini, selain menuntut aturan dikembalikan semula, juga menuntut kenaikan gaji. Atau setidaknya uang tranport naik, karena saat ini harga BBM juga naik.
"Kita kerja di Lubuklinggau, bagian dari Sumatera Selatan kok malah gaji dipatok UMR Bengkulu," sebutnya.
Mereka menceritakan aturan baru ini baru disampaikan Jumat 13 Januari 2023 pagi. Para kurir sebelumnya dibreafing dulu. Namun mereka tegas menolak.
"Sehinga kami semua kurir, ada sekitar 30 orang mogok kerja," katanya.