Ogan Ilir Weaving Songket Festival, Ajang Promosi Tradisi Menenun Masyarakat Ogan Ilir pada Generasi Muda

Jumat 13-01-2023,13:14 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Tusda

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Menurunnya minat generasi muda dalam melanjutkan tradisi menenun songket, menjadi perhatian penerima manfaat dana abadi kebudayaan di Kabupaten Ogan Ilir.

Ialah Renaldo Gizind, yang rela memproduseri kegiatan Ogan Ilir Weaving Songket Festival yang memanfaatkan dana abadi kebudayaan tahun 2022-2023 untuk Kategori Pendayagunaan Ruang Publik.

Menurut Gizind, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan, mempromosikan, sekaligus mengajak generasi muda untuk mensyukuri warisan budaya.

"Khususnya keterampilan menenun yang ada di Kabupaten Ogan Ilir," ungkapnya kepada SUMEKS.CO, Jumat, 13 Januari 2023.

BACA JUGA:Pelaku Pencurian 46 Buah iPhone dari Toko Digimap Palembang Indah Mall Diringkus, Bravo Pak Polisi

Untuk memahami tentang bagaimana cara menenun songket kepada generasi muda, panitia pun menyediakan bengkel tenun. Dimana, pengunjung dapat melihat langsung proses menenun songket dan dapat belajar teknik dasar menenun.

"Keterampilan menenun telah ada sejak zaman dahulu. Perjalanannya juga cukup panjang, serta berkontribusi sebagai penunjang kebutuhan rumah tangga masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, bahkan hingga saat ini," paparnya.

Meskipun memiliki kontribusi ekonomi bagi rumah tangga khususnya untuk ibu rumah tangga, Gizind juga menyoroti menurunnya minat generasi muda dalam melanjutkan tradisi menenun songket ini.

"Saya sempat berdialog dengan ibu-ibu yang menenun songket di beberapa desa. Ada beberapa faktor yang membuat anak-anak muda hilang minatnya terhadap menenun songket," terangnya.

"Pertama adalah tingkat kesulitan, dan yang kedua dari sisi besarnya penghasilan para pengrajin tenun itu sendiri," tambahnya.

BACA JUGA:Ini Deretan Kasus Korban Ciki Ngebul, Begini Gejala dan Akibat Keracunan Makanan Menggunakan Nitrogen Cair

Melalui kegiatan ini, Gizind berharap, bahwa ke depan tradisi keterampilan menenun juga dapat menjadi perhatian bersama untuk dilestarikan. Bahkan, dikembangkan sehingga dapat dilirik oleh generasi muda yang akan melanjutkan estafet pelestarian budaya yang telah turun temurun.

"Ini tentu menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir," tutupnya.

Terpisah, Denovan Coralis, salah seorang Mahasiswa Universitas Sriwijaya, merasa senang dapat melihat langsung proses pembuatan kain songket Palembang yang telah dikenal banyak kalangan.

"Proses pembuatan songket sepertinya cukup rumit, apabila saya perhatikan. Pengerjaannya pun membutuhkan waktu berhari-hari tergantung pada keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing pengrajin," katanya. (*)

Kategori :