LAHAT, SUMEKS.CO – Kian hari, jumlah pengunjung di Pasar Lematang kian berkurang alias sepi. Imbasnya, saat ini ratusan kios pedagang di Pasar Lematang sudah ditinggalkan kosong.
Beragam alasan diduga buat Pasar Lematang kian ditinggal pelanggannya. Mulai dari kondisi Pasar Lematang yang sudah tidak menarik perhatian, keberadaan isi dari kios pedagang yang banyak ketinggalan zaman, hingga gempuran online shop yang kini menjadi tren.
Elis (43) salah satu pedagang di Pasar Lematang mengakui, Pasar Lematang saat ini kian ditinggal pengunjung. Karena berbelanja saat ini semakin mudah. Pengunjung tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk ke luar rumah. Hanya dengan menggunakan handphone, sudah bisa mendapatkan barang yang diinginkan.
“Pengaruh belanja online, buat pegunjung ke Pasar Lematang kian berkurang. Paling masih ada pelanggan tetap yang berasal dari daerah jauh, yang berbelanja ke sini, itu juga tidak setiap hari,” kata Elis, Selasa 10 Januari 2022.
Dampak kian berkurangnya pengunjung, perputaran ekonomi di Pasar Lematang jadi tidak lancar. Imbasnya modal pedagang tidak berputar seperti ketika pasar dalam kondisi ramai. Pemilik kios pun terpaksa tidak bisa menyediakan barang-barang yang sesuai permintaan zaman.
Seperti contoh pakaian. Pedagang terpaksa lebih memilih menghabiskan dahulu pakaian dengan tren lama. Daripada harus keluar modal untuk menyediakan pakaian dengan tren terbaru.
“Lebih pilih belanja online, tidak menyita waktu, juga ikuti tren. Kalau di Pasar Lematang tawarannya selangit, tidak sesuai selera, tidak ikuti tren anak muda,” ujar Merry (26), warga Kota Lahat.
Sepinya pengunjung ke Pasar Lematang, juga berimbas pada pedagang kecil di sekitarnya. Dimana selama ini pembelinya sebagian besar merupakan pengunjung dari Pasar Lematang.
BACA JUGA:Ini Manfaat Bawang Putih untuk Kesehatan, Bukan Sekedar Bumbu Dapur
Seperti pengakuan Endang (54) pedagang makanan di sekitar Pasar Lematang. Menurutnya, Pasar Lematang sudah layak untuk diperbaharui, baik itu dari segi bangunan maupun kebijakan untuk pedagang. Jika terus dibiarkan, bisa-bisa pengunjung tidak mau lagi ke Pasar Lematang.
“Seharusnya Pasar Lematang yang dikelola pemerintah daerah, bisa jadi sentral kebutuhan masyarakat. Dengan begitu geliat perputaran ekonomi di Pasar Lematang, bisa hidup lagi seperti dahulu. Terutama soal bangunan, bagian dalam itu kondisinya sudah mengkhawatirkan, hampir tidak ada lagi yang mau berjualan,” ucapnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat, Limra Naupan ST MT membenarkan, sebelumnya sudah ada wacana untuk rehab Pasar Lematang jadi Pasar Tradisional Modern. Nantinya, selain bentuknya diubah, kios-kios pedagang juga kan ditata ulang, tidak ada lagi kondisi becek ataupun lantai yang jebol. Sehingga pengunjung akan lebih nyaman ketika berbelanja.
"Wacana untuk rehabilitasi Pasar Lematang, memang sudah ada. Tapi belum ditindaklanjuti dengan Detail Engineering Design (DED), alias detail lembar kerja. Karena pengelolaan Pasar Lematang, baru diserahkan ke Pemkab Lahat. Karena, selama 25 tahun terakhir Pasar Lematang dikelola pihak lain," terang Limra. (*)