8 Fakta Jembatan Ampera. Pernah Menjadi Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara

Selasa 03-01-2023,15:34 WIB
Reporter : Iwan
Editor : Iwan

PALEMBANG, SUMEKS.CO  - Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Lebih dikenal warga Palembang dengan sebutan Proyek Musi. Jembatan ini menghubungkan  wilayah Kota Palembang, yakni Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Jembatan ini menjadi ikon Kota Palembang, bahkan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Jembatan Ampera dibangun dari hasil pampasan perang Negara Jepang. Berikut 8 fakta yang wajib diketahui dari jembatan kebanggaan wong Palembang ini.

BACA JUGA:Ternyata Ini Jembatan Terpanjang di Palembang, Bukan Ampera
1. Pada tahun 1965, Jembatan Ampera dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di wilayah Asia Tenggara. Jembatan Ampera memiliki panjang mencapai 1.177 meter. Lebar badan jembatan 22 meter.
Tinggi Jembatan Ampera 11,5 meter dari atas permukaan air. Tinggi menara 63 meter dari permukaan tanah dan jarak antara menara 75 meter.
2. Jembatan Ampera diresmikan pada tanggal 10 November 1965 oleh Gubernur Sumsel Brigjen Abujazid Bustomi. Saat itu, seluruh bangsa Indonesia sedang memperingati hari pahlawan yang ke-20. Pada tanggal itu, rakyat Sumsel menerima hadiah Hari Pahlawan dari Bung Karno. Berupa sebuah jembatan yang megah di jantung Kota Palembang dan menjadi kebanggaan rakyat Sumsel.

BACA JUGA:5 Jembatan Terpanjang dan Ikonik di Pulau Sumatera, Ampera Peringkat Kelima

3. Awalnya Jembatan Ampera Bernama Jembatan Bung Karno. Ini sebagai apresiasi ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada Presiden RI saat itu, Ir Soekarno (Bung Karno). Penamaan ini, karena Bung Karno bersungguh-sungguh memperjuangkan warga Palembang agar memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Bahkan mulai dari rancangan, ide, termasuk memantau langsung proses pembangunannya,  Bung Karno turun tangan.

Namun pada tahun 1966 terjadi pergolakan anti-Soekarno, nama jembatan yang mengambil dari nama Presiden RI pun diubah menjadi Jembatan Ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat hingga sekarang.
4. Bagian Tengah Jembatan Ampera Dapat Diangkat. sebelum tahun 1970, bagian tengah Jembatan Ampera bisa diangkat. Tujuannya agar kapal-kapal besar bisa lewat. Kala itu, Ampera menjadi jembatan tercanggih.

BACA JUGA:Lift di Tower Jembatan Ampera Sudah Ada Sejak Awal Berdiri


Namun sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan Ampera ditutup alias tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu terlalu lama dan mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
5. Penghubung Palembang bagian Ilir dan Ulu. Ide awal pembangunan Jembatan Ampera menyatukan dua daratan di Kota Palembang. Yakni Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan Sungai Musi.

6. Peralatan Jembatan Ampera pernah dipreteli pencuri. Pada tahun 1997 dan 1998, peralatan yang ada di bagian menara Jembatan Ampera dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi.
7. 3 kali ganti warna. Jembatan Ampera sudah tiga kali berganti warna. Yakni warna abu-abu. Tahun 1992 diganti menjadi warna kuning.   Tahun 2002 berganti warna kuning dan diganti lagi warna merah hingga sekarang.
8. Dilengkapi jam analog. Tahun 2018, Jembatan Ampera dipasang jam analog. Saat itu fungsinya sebagai penanda (hitung mundur) pelaksanaan Asian Games 2018 yang digelar di Palembang dan Jakarta. Jam analog tersebut masih terpasang hingga sekarang.

 

Kategori :