Tim nasional Qatar akan memasuki gelanggang dengan sama-sama berbekal kepercayaan diri yang tinggi.
Tidak saja karena perbedaan peringkat yang tidak terlalu jauh, tetapi juga karena sejumlah alasan lainnya.
Qatar sudah tentu akan tampil di hadapan pendukungnya sendiri, sedangkan Ekuador juga memiliki keyakinan tinggi di Piala Dunia 2022.
Karena Ekuador adalah produk salah satu zona kualifikasi paling kompetitif yang di dalamnya terdapat Brazil, Argentina dan Uruguay yang selain para mantan juara dunia, juga sama-sama lolos ke Qatar.
BACA JUGA: 60.000 Penonton Akan Ramaikan Ceremony Piala Dunia Qatar 2022
Tetapi catatan Qatar menghadapi tim-tim benua Amerika juga menjanjikan sehingga menambah keyakinan mereka dalam menghadapi Ekuador.
Dalam lima pertandingan terakhirnya, Qatar dalam kurun lima bulan terakhir, mereka mengalahkan Guatemala 2-0, menahan seri Chile dan Jamaika, tapi kalah 0-2 dari Kanada.
Catatan Ekuador juga tidak lebih baik dari Qatar. Mereka ditahan seri oleh tiga tim Asia dalam laga persahabatan pada lima pertandingan terakhirnya, yakni Irak, Jepang dan Arab Saudi. Mereka cuma menang 1-0 atas tim Afrika, Tanjung Verde.
Untuk itu, Qatar tidak akan rendah diri kala menjamu Ekuador nanti. Qatar akan sangat berharap kepada Akram Afif dan Almoez Ali untuk mengoptimalkan pengalaman dan talenta mereka dalam menaklukkan Ekuador.
BACA JUGA:Arungi Piala Dunia 2022, Timnas AS Boyong Koki-Tukang Cukur Khusus
Kepala pelatih tim nasional Qatar Felix Sanchez menekankan pentingnya pertandingan pertama dalam pembukaan Piala Dunia 2022.
"Jika Anda memulai dengan baik, dinamikanya bagus, dan jika Anda memulai dengan buruk, semuanya akan lebih sulit," kata Sanchez dilansir laman resmi federasi Qatar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Felix Sanchez memiliki pemain berbakat di semua lini permainan dan menekankan pentingnya bermain dalam monolit.
Selain itu Felix Sanchez juga bilang Qatar akan bermain dengan keseimbangan dan beradaptasi dengan kenyataan permainan.
Di sisi lain kepala pelatih tim nasional Ekuador Gustavo Alfaro menceritakan bagaimana awal mula bisa melatih negara tersebut.