PALEMBANG, SUMEKS.CO – Melintas di Jl Sultan Agung, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan, akan ditemukan Masjid Sultan Agung.
Masjid ini termasuk salah satu dari lima masjid tertua yang ada di Kota Palembang.
Masjid ini berdiri di lahan seluas kurang lebih 1.500 meter persegi, dibangun oleh KH Abdullah Zawawi Izhom dan paman yakni Ki Abunawar.
Keduanya merupakan tokoh agama setempat. Pembangunan pada tahun 1940, menggunakan dana swadaya dari alim ulama dan warga sekitar.
BACA JUGA:5 Masjid Tertua di Kota Palembang, Bukti Peradaban Islam di Bumi Sriwijaya
Konon kisahnya persiapan pembangunan Masjid Sultan Agung membutuhkan waktu sekitar 10 tahun.
Baru pada tahun 1950, fisik bangunan masjid rampung dan bisa dimanfaatkan masyarakat untuk salat berjamaah.
Sebelum Masjid Sultan Agung dibangun, dilakukan pertemuan para alim ulama yang dinamakan Majelis ‘Ilmi Walmuzakarah terlebih dahulu.
Selain sebagai sarana menuntut ilmu di majelis tersebut, juga menjadi tempat musyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan umat pada masa itu.
BACA JUGA:Masjid Kiai Muara Ogan Kertapati Tertua Setelah Masjid Agung Palembang
“Dulu ada musala sebagai tempat musyawarah. Setelah Masjid Sultan Agung berdiri, maka kegiatan majelis “Ilmi Walmuzakarah dipindah ke Masjid Sultan Agung,” kata Mang Amin, sejarahwan Kota Palembang.
Masjid Sultan Agung hingga kini berdiri kokoh dengan perawatan teratur dari pihak pengurus masjid.
Terdapat beberapa makam di area Masjid Sultan Agung. Diantaranya makam KH Abdullah Zawawi Izhom berserta istrinya Hj Nyuimas Bunaya binti Kemas Nakman dan putra beliau, Muhammad Silahuddin Buya Fathoni.
Di sebelah makam keluarga KH Abdullah Zawawi Izhom, ada makam Kesultanan Palembang, yakni Sultan Agung Komaruddin Sri Truno.
BACA JUGA:Sejarah Masjid Suro, Saksi Penyebaran Islam Wilayah Ilir Palembang