SUMEKS.CO - Literasi tidak hanya dimaknai secara konvensional yaitu kemampuan membaca dan menulis melainkan diterjemahkan untuk mengatasi persoalan problem solving, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Perpustakaan, taman bacaan, satuan pendidikan/sekolah sampai dengan pendidikan tinggi harus mulai mengubah paradigma literasi keberaksaraan menuju paradigma literasi yang memberdayakan masyarakat.
Berangkat dari hal ini, Duta Literasi Sumsel Ratu Tenny Leriva HD, S.Ked terus berupaya untuk memajukan Literasi di Sumsel. Salahsatunya dengan me-launching sekolah penggerak SMA Negeri 18 dengan mengukuhkan Duta Literasi Dallas 2022, Kamis 15 September 2022.
Dalam sambutannya, Kak Iva, sapaan akrab Duta Literasi Sumsel mengatakan dalam rangka implementasi kurikulum baru merdeka belajar merupakan suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa memilih pelajaran sesuai dengan minat dan karakter mereka terhadap literasi pendidikan.
Literasi sangat penting, bahkan pada anak usia dini karena akan memberikan dampak positif terhadap prestasi akademik maupun non akademik.
BACA JUGA:Herman Deru Ajak Masyarakat Lebih Hidupkan Perpustakaan
"Bagi anak yang sudah terbiasa dikenalkan dengan dunia literasi dan mempunyai kemampuan belajar dan berkomunikasi akan lebih baik daripada yang belum mendapatkan pengenalan literasi sejak awal," ungkapnya.
Begitu banyak manfaat bisa didapatkan jika mengenalkan literasi pada anak sejak usia dini untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas lebih baik lagi dikemudian hari.
"Tak hanya itu, kitapun bisa menjadi lebih baik lagi jika mengedepankan literasi demi kemajuan bangsa. Jadikan literasi sebagai gaya hidup/lifestyle kita dalam keseharian untuk menggapai masa depan yang cerah," bebernya.
"Pada kesempatan yang baik ini saya mengapresiasi dan berterima kasih atas diselenggarakannya Launching Sekolah Penggerak Gerakan Literasi dan sekaligus pengukuhan Duta Literasi Sekolah yang patut untuk menjadi contoh bagi sekolah lainnya," tutup Kak Iva.
BACA JUGA:Tumbuhkan Minat Baca, Perpustakaan Keliling Jemput Bola
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, Fitriana, S.Sos, M.Si. Masih rendahnya literasi di Indonesia banyak faktor yang mempengaruhi yakni rasio ketersediaan bahan bacaan serta rendahnya inovasi perpustakaan di sekolah, diperlukan peningkatan skill dan keterampilan dari semua pihak yang ada disekolah untuk memajukan literasi di lingkungan sekolahnya dan menghasilkan perpustakaan yang inovatif dan ditambahkan layanan koleksi digital yang bisa dibaca siswa dimanapun dalam mewujudkan merdeka belajar.
"Karena program duta literasi sekolah menjadi penggerak literasi melalui perpustakaan sekolah, terobosan kegiatan-kegiatan yang bisa memicu literasi disekolah perlu didukung," ungkapnya.
Akses yang luas ke peserta didik bahkan masyarakat untuk menciptakan manusia unggul dengan tingkat literasi tinggi, bukan sekedar literasi baca tulis tetapi kedalaman pengetahuan pelajar untuk mempersiapkan keterampilan hard skill maupun soft skill yang dimiliki untuk masa depan.
"Saling bersinergi dan berkolaborasi bersama semua pihak untuk mengedepankan pentingnya literasi demi kemajuan mencerdaskan anak bangsa," tambahnya.
BACA JUGA:Dinas Perpustakaan dan BI Edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah