KAIN TENUN PERELUNG, merupakan kain khas Pagaralam, Sumatera Selatan, yang telah ada sejak tahun 1942. Kain ini terdiri dari dua jenis. Perelung Hitam dan Perelung Merah.
Beberapa tahun belakangan disebutkan telah punah, dikarenakan tidak ada lagi pengerajin yang melanjutkan pembuatan kain tenun ini.
Mengembalikan Kain Tenun Perelung di Kota Pagaralam, Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kota Pagaralam, menggelar pelatihan tenun di Vila Mentari Gunung Gare, Senin, 17 Oktober 2022.
Pelatihan yang akan diselenggarakan hingga 22 Oktober 2022, diikuti 13 pengerajin dan dibuka Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni SH, diwakili Plt Kepala Disperindagkop dan UKM Kota Pagaralam, Joni SE. Turut hadir Ketua TP-PKK Kota Pagaralam, Rachma Hareni Noor Alpian.
BACA JUGA:Jalan ke Talang Mulak – Talang Luang Priok, Pagaralam Juga Dibangun
Kain Tenun Perelung menjadi buruan kolektor. Harganya berkisar Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. Untuk yang usianya sudah di atas 100 tahun harganya bisa mencapai Rp 30 juta sampai Rp 50 jutaan.
Pada era 1960-1970-an, masyarakat Besemah masih menyimpan songket khas tenunan tangan ini. Namun, sekarang dipastikan sudah lenyap, selain memang dimakan usia, juga sengaja dijual kepada kolektor.
Kain Tenun Perelung memang khas dan sangat unik. Tidak hanya bentuk fisik, namun juga khas dari sisi teknis penenunan.
Kain Tenun Perelung sepenuhnya dirangkai dengan tangan. Bahan dasar 100 persen menggunakan benang emas.
BACA JUGA:Wali Kota Pagaralam : Data Stastitik Bagian Penting Dalam Pembangunan
Berbeda songket Palembang atau songket Silungkang (Sumbar) yang hanya menggunakan sebagian kecil benang emas. Motifnya kebanyakan garis patah, sementara songket Palembang motifnya lengkung-lengkung dan patah.
Kebanyakan dipakai untuk acara-acara adat, misalnya, pesta adat perkawinan dan perhelatan besar.
Keunikan Kain Tenun Perelung juga tergambar dari tata cara pemakaiannya. Dikenakan dari dada sampai lutut.
Untuk menenun Kain Tenun Perelung butuh sentuhan halus dan seni tangan tersendiri. Karena tenun tangan, maka perlu tukang cukit, yakni orang yang ahli mengatur motif khusus benang emas sebelum ditenun.
Tukang cukit inilah yang sekarang tidak ada lagi.(*)