Dodi Tanu, menambahkan tahun 1999 kondisi daerah jalan lintas Tebing Bantaian saat itu sangat rawan. Baik itu kecelekaan di perlintasan kereta api maupun pelaku tindak kriminal. Oleh karena itu, orangnya yakni Tano berinisiatif mendirikan pos keamanan lalu lintas dan perlintasan kereta api Tebing Bantaian.
BACA JUGA:Penyandang Disabilitas Kota Surabaya #MakinCakapDigital Dalam Kelas Podcast Disabilitas
Kemudian, tepatnya pada tahun 2003 alumni Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) ini, melihat ada potensi untuk pemuda Desa Panang Jaya. “Waktu itu, saya mengasih pandangan manajemen kepada pemuda desa sebagai pelopor keselamatan di perlintasan kereta api dan sepakat serta perizinannya kita urus dibawa binaan Polda Sumsel. Kemudian kita dirikan fasilitas seperti pos perlintasan kereta api, pos istiraat dan sistem kerja,” ungkap Dodi.
Perjalanan cerita Pos Pos Keamanan Jalan Raya (PKJR) Tebing Bantaian sangatlah panjang dan memiliki cerita tersendiri. Alhasil, kata dia, setiap tahun bertepatan Hut Polri petugas penjaga perlintasan kereta api Tebing Bantaian selalu mendapat piagan penghargaan sampai tahun 2011. Sebab saat itu, lanjutnya Pos Keamanan Jalan Raya (PKJR) dibubarkan. “Pos PKJR Tebing Bantaian dibubarkan dan diganti Pos Keamanan Rel Kereta Api (PKRKA) dan disetujui oleh PTKAI, Pemda, Dishub dan Polda,” jelasnya.
Lanjutnya, ditahun 2018 tepatnya dizamannya Tito Karnavian sebagai orang nomor satu di lingkungan Polri saat itu, PKRKA dibuah dibawah naungan Dina Perhubungan Kabupaten Muara Enim.(*)