Dalam buku "Influence Empire" saat menjabat wakil menteri keamanan publik, Lijun meminta bantuan raksasa teknologi Tencent untuk mengawasi anggota elit penguasa PKC.
Eksekutif Tencent diduga menyerahkan data yang dikumpulkan ke Lijun tanpa izin.
Kebetulan, pendiri Tencent Ma Huateng memiliki hubungan dengan PKC sejak ia menjadi delegasi Kongres Rakyat Nasional, legislatif nasional China.
Sebuah perusahaan teknologi saingan kemudian menuduh Tencent menggunakan lembaga keamanan untuk menghukum seorang guru sekolah yang menentang bermain game.
Di luar itu, karyawan Tencent terlibat dalam latihan untuk memperkirakan komposisi Komite Tetap Politbiro menggunakan algoritma dan data.
BACA JUGA:Pemecahan Rekor MURI di HUT Prabumulih, Gelar Baksos Serentak di 33 Layanan Kesehatan
Dengan demikian, mungkin ada hubungan rahasia antara raksasa teknologi di China dan lembaga keamanan.
Dalam salah satu artikel di jurnal PKC, XI mengartikulasikan ekspansi ekonomi bisa mengubah perusahaan media sosial, tetapi mengancam keamanan ekonomi dan keuangan.
Ketakutan itu juga disuarakan profesor dari Universitas Fudan di Shanghai, Wu Xinwen. Menurut dia, elit bisinis China telah mengumpulkan kekuatan ekonomi dan ingin mengubah menjadi kekuatan politik dengan bantuan dari beberapa elemen PKC. (isa/rds/cnn)