PALEMBANG, SUMEKS.CO - Penyalahgunaan narkoba di Sumsel terbilang cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumsel masih berada di peringkat kedua setelah Sumatera Utara. Hal ini disebabkan, Sumsel merupakan kawasan yang paling mudah untuk disinggahi pemasok narkoba baik itu dari jalur darat maupun laut.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel Brigjen Pol Joko Prihadi mengungkapkan, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sepanjang satu tahun terakhir mencapai 5,5 persen dari jumlah penduduk, atau sebanyak 359.363 jiwa.
"Sudah direhabilitasi di 2021 sebanyak 2.733 orang," katanya usai Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2021 tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dan Prekursor Narkotika di Hotel Beston, Senin 22 Agustus 2022.
Dijelaskannya, penyalahgunaan narkoba di Sumsel didominasi laki-laki dengan persentase 84,70 persen atau setara 304.380 jiwa. Sementara pengguna perempuan sebesar 15,30 persen atau sebanyak 54.983 jiwa.
"Memang ini tantangannya luar biasa. Kalau mau bersih butuh berapa puluh tahun untuk selesai, maka perlu pencegahan," imbuhnya.
Sementara, Sekda Provinsi Sumsel, SA Supriono menyatakan, Sumsel merupakan kawasan yang sangat mudah dilalui para pengedar. Karena perairan di Sumsel berbatasan langsung dengan laut sehingga sangat memudahkan dalam bertransaksi dan mengedarkan narkoba.
"Kita ini menjadi daerah persinggahan dari utara dan selatan," ungkapnya.
Menurutnya, hal ini menjadi penyebab Sumsel sangat mudah dimasuki para pengedar narkoba. Bahkan, peredaran tersebut sampai masuk ke pelosok daerah di Sumsel. Untuk itu, Supriono mengungkapkan bahwa Pemprov Sumsel bekerjasama dengan kepolisan dan BNN Sumsel telah menerjunkan personiel dan membuat pos keamanan di daerah yang berpotensi tempat keluar masuknya jalur transasksi.
"Kita selalu bersinergi dalam upaya memberantas narkoba," ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat khususnya kalangan generasi muda agar bersama memberantas dan mensosialisasikan tentang bahayanya narkoba. Dia menilai, jika upaya pencegahan ini dilakukan bersama maka akan banyak yang terselamatkan dari bahayanya penyalahgunaan narkoba.
"Mari bersama kita perangi narkoba. Kita cegah dan sosialisasikan kepada masyarakat," pungkasnya.