SUMEKS.CO, JAKARTA - Perwira Polri yang diduga melanggar kode etik kepolisian tidak profesional dalam menangani tempat kejadian perkara penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, terus bertambah hingga 16 orang.
Sebanyak 16 Perwira Polri itu ditempatkan di tempat khusus oleh penyidik Inspektorat Khusus (Itsus).
"Jumlah sampai dengan hari ini 16 orang telah ditempatkan di tempat khusus (patsus)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (13/8).
Jenderal bintang dua ini mengatakan bahwa jumlah itu bertambah dari hari sebelumnya, Kamis (11/8), yang tercatat sebanyak 12 orang.
BACA JUGA:Kekayaan Ferdy Sambo Nihil di KPK, Padahal Miliki 2 Mobil Lexus Miliaran Rupiah
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan dan gelar perkara yang dilakukan pada Jumat (12/8) malam, ditetapkan empat perwira menengah (pamen) di Polda Metro Jaya menjalani penempatan khusus di Biro Provots Mabes Polri.
“Sebanyak empat pamen PMJ (Polda Metro Jaya) itu terdiri dari tiga (berpangkat) AKBP dan satu kompol,” ungkap Irjen Dedi.
Dengan demikian, lanjut Dedi, sudah 16 perwira Polri yang ditempatkan di tempat khusus karena diduga melanggar penanganan prosedur penanganan TKP tewasnya Brigadir J.
Menurutnya, 16 orang tersebut ditempatkan di dua tempat berbeda, yakni Provost Mabes Polri, dan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
BACA JUGA:Diperiksa Komnas HAM, Ferdy Sambo Akui Jadi Otak Penembakan Brigadir J
"Jadi, enam orang di Mako (Brimob) dan 10 orang di Provost," ungkap Irjen Dedi.
Sehari sebelumnya, Jumat (12/8), penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menghentikan dua laporan polisi terkait TKP Duren Tiga yang sebelumnya dilayangkan ke Polres Metro Jakarta Selatan, lalu kemudian ditarik ke Polda Metro Jaya.
Dua LP itu adalah laporan dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan Putri Candrawathi, serta kekerasan atau ancaman pembunuhan yang dilaporkan anggota Polres Metro Jakarta Selatan dengan korban Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Kedua laporan ini, melaporkan Brigadir J sebagai terlapor.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan, kedua laporan polisi itu sebagai upaya obstraction of justice atau menghalang-halangi penegakan hukum penyidikan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, sehingga dihentikan laporannya.
BACA JUGA:Ferdy Sambo Siapkan Rp 1 Miliar Uang Tutup Mulut untuk Bharada E