SUMEKS.CO, OKU - Desa Kelumpang Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU menjadi pilot project pengembangan anyaman bambu oleh Pertamina Geotermal Energi (PGE) Lumut Balai.
Sejumlah pengrajin diberikan pelatihan anyaman bambu oleh tenaga ahli selama 10 hari yang dipusatkan di objek wisata Belanting river tubing Desa Kelumpang.
Potensi bambu yang banyak terdapat di sekitar kecamatan Ulu Ogan, menjadikan anyaman bambu diyakini akan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Hadi Suranto, GM Pertamina Geotermal Energi Lumut Balai mengungkapkan, anyaman bambu menjadi pilot projects pertamina geotermal energi Lumut Balai. Sebelumnya didesa yang sama PGE juga mengembangkan pariwisata dan pengelolaan kopi.
BACA JUGA:OKU Dapat Jatah Terbesar Kedua dari PGE Lumut Balai
"Kita melihat bambu sangat banyak di sekitar objek wisata Belanting river tubing desa Kelumpang ini. Kemudian pengrajin juga ada hanya saja mungkin butuh kreasi baru sehingga hasil anyaman lebih menarik," ujar Hadi.
Dikatakan Hadi, pihaknya sendiri mendatangkan tenaga ahli dari Binjai Sumatera Utara dimana Kabupaten Binjai sendiri merupakan role model pemberdayaan masyarakat pada anyaman bambu.
Masyarakat Desa Kelumpang sendiri akan dilatih selama 10 hari mulai dari menganyam, kreasi anyaman hingga pemasaran.
BACA JUGA:Pemkab OKU Bagikan 17822 Bendera Merah Putih Untuk Masyarakat
Dari catatan PGE, pengembangan objek wisata di desa setempat menunjukan perkembangan yang positif, dimana dalam setahun terakhir sejak dibuka Mei 2021 lalu sudah hampir 7000 orang pengunjung.
Melalui pelatihan ini diharapkan para pengunjung tak hanya berwisata namun juga bisa membeli cinderamata usai kunjungan wisata.
"Kami melihat potensi kunjungan yang cukup banyak dan kita harapkan mati hasil karya anyaman ini bisa dijual oleh masyarakat dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat desa Kelumpang," harapnya.
BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD OKU Wujudkan Mimpi Warga Terusan
Sementara itu, Camat Ulu Ogan, Yan Kurniawan menambahkan jika Kecamatan ulu Ogan memang menyimpan banyak potensi. Dari sungai, hutan dan perkebunan hingga pengembangan objek wisata.
Termasuk bambu menurutnya memang banyak terdapat dikawasan ini namun selama hanya dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga saja tidak diolah dengan baik sehingga memiliki nilai ekonomi.