SUMEKS.CO, MUARA ENIM - Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, merupakan hari yang istimewa bagi seluruh masyarakat. Salah satu yang selalu dinantikan di hari kemerdekaan adalah diselenggarakannya perlombaan. Perlombaan bisa diselenggarakan oleh siapa aja mulai dari antar RT, antar RW, di perusahaan, di sekolahan dan lainnya.
Terdapat banyak permainan yang digunakan untuk lomba 17-an, diantaranya adalah permainan tradisional yang ada sejak lama diantarnya balap bakiak dan egrang.
Untuk mengenang dan memeriahkan hari ulang tahun Republik Indonesia, Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Kabupaten Muara Enim menggelar perlombaan permainan tradisional balap bakiak dan egrang yang di ikuti siswa sekolah dilapangan merdeka, Rabu (10/8).
“Olahraga tradisional ini, sudah menjadi program Kementerian Olahraga yang terus digalakan secara nasional. Disamping melestarikan budaya setiap daerah juga melestarikan olahraga ditengah masyarakat secara nasional,” ujar Kepala Dinas Dinas Pemuda Olahraga Syarifudin.
BACA JUGA: Remaja Pengangguran Tertangkap Bawa Narkoba
Selama ini, lanjut Syarifudin, olahraga tradisional sangat jarang diminati oleh anak-anak dan remaja sehingga olahraga tradisional sudah hampir punah. Maka kita harus lestarikan, apabila dijaman melenial ini semakin banyak permainan olahraga digital dengan teknologi canggih yang merabah dunia anak-anak yang berdampak tidak baik terhadap pertumbuhan kesehatan jasmani maupun rohani anak dan remaja.
“Adanya kegiatan perlombaan ini untuk mencerdaskan pengetahuan anak. Pasalnya budaya lama mulai terkikis. Sehingga perlombaan ini untuk menghidupkan kembali agar tak bergantung pada gadget. Permainan ini sudah jarang ada yang tahu. Kami ingin anak-anak tidak main handphone saja. Mereka diajarkan permainan tradisional supaya tidak melupakan sejarah,” ungkapnya.
Dirinya sangat mengapresiasi antusias pelajar dalam mengusung kegiatan positif seperti ini. Pasalnya, mengenalkan budaya pada siswa tidak mudah. Bertepatan dengan hari kemerdekaan, ini dirasa cara yang mudah memberi pemahaman pada anak khususnya bahwa pada jaman dahulu hanya ada permainan seperti ini.
BACA JUGA:PNS Pemkot Palembang Bayar Zakat di Baznas
“Saya berharap kepada seluruh peserta lomba untuk mengikuti sebaik-baiknya dan melalui kegiatan ini lahir bibit-bibit atlet olahraga tradisional. Sebab para juara akan didata dan apabila ada event akan diberangkatkan. Mengingat tahun depan ada festival olahraga rekreasi daerah Provinsi Sumsel menuju fornas di Jawa Barat,” harapnya.
Lia, salah satu anak yang mengikuti perlombaan balap bakiak, menceritakan pengalaman pertamanya berlomba balap bakiak. Ia merasa sedikit kesulitan. Pasalnya dia baru mencoba dan perlu kekompak serta konstentrasi. “Susah, tapi saya asyik dan seru. Meski akhirnya kalah,” jelasnya.(ozi)