SUMEKS.CO, Sejumlah baliho bergambar Paun Maharani di Kota Medan, Sumut dirusak orang tak dikenal (OTK). Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menilai, motif perusakan tersebut karena rival politik Puan mulai khawatir.
''Ini menandai kekhawatiran rival seiring meningkatnya intensitas relawan Puan Maharani di kota Medan yang bermunculan,” ujar Catur, Selasa (9/8).
Masifnya dukungan relawan di berbagai daerah agar Puan diusung sebagai Capres 2024, menurut Catur, menjadi kekhawatiran bagi parpol lainnya. Sehingga gerakan masif rakyat di akar rumput itu bisa menjadi ancaman bagi parpol lain yang tengah melakukan konsolidasi untuk mengusung capres lainnya.
Catur memuji sikap Puan yang tak ambil pusing atas perisakan yang selama ini tertuju padanya. Menurut Catur, Puan mewarisi sikap negarawan dari kakeknya, yakni Soekarno.
“Puan selalu alami perisakan/bullying, tapi tidak ada satupun yang membuat Puan marah. Ini sikap seorang negarawan. Puan justru memilih diam dan tetap konsolidasi dengan rakyat,” katanya.
Diketahui, ratusan baliho bertuliskan ‘Puan Maharani Presiden 2024’ terpasang diberbagai sudut kota Medan. Belakangan sebagian baliho-baliho tersebut dirusak orang tak dikenal, seperti baliho yang terpasang di Jalan Letda Sujono, dan baliho di dekat Gerbang Tol Bandar Selamat.
Merespons hal itu, salah satu tokoh pemuda Sumatera Utara Alwi Hasbi Silalahi mengecam perusakan baliho Puan Maharani di kota Medan.
“Sangat disayangkan sekali ya, karena tindakan itu tidak mencerminkan warga medan yang selama ini sangat menjujung tinggi demokrasi dan toleransi,” ujarnya.
Alwi menegaskan, perbedaan pendapat serta pilihan politik hal yang biasa, tetapi perbedaan itu jangan sampai berujung pada tindakan yang merugikan pihak lain.
“Berbeda pendapat atau berbeda pandangan politik itu biasa, namun jangan sampai perbedaan yang seharusnya menjadi kekayaan kita malah menjadi perpecahan,” tegasnya.
Mantan Ketua Badan koordinasi (badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu juga mendesak peristiwa itu diusut tuntas, agar tidak menjadi preseden buruk demokrasi.
“Kejadian ini harus menjadi perhatian khusus, terkhusus aparat dan para politisi. Aparat harus segera mengusut dan menangkap pelaku perusakan karena pelaku tersebut mencoba menghalang-halangi kebebasan berdemokrasi dan berpendapat,” katanya.
Dia juga menegaskan insiden serupa tak boleh lagi terjadi. Sebab sebagai negara demokrasi, setiap orang harus menghargai dan menghormati kebebasan berpolitik dan berekspresi.
“Politisi juga harus mengambil hikmah dari kejadian ini, ke depan harus lebih baik lagi mengedukasi para pendukung dan simpatisan partai masing-masing. Saya berharap kejadian inj tidak terulang kembali,” katanya.