MAKASSAR — Smart Toilet yang dibangun oleh Pemkot Makassar, jauh dari harapan. Ada yang terpaksa menjadikannya gudang. Lantai kotor, keramik pecah, hingga air tidak mengalir, menghiasi proyek bernilai total Rp17 miliar lebih ini.
Selain itu kata “pintar” yang diharapkan, tidak terwujud. Semuanya serba manual. Ada yang menggunakan gayung untuk menimba air di ember yang disediakan dalam bilik. Ada pula yang menjadikannya gudang penyimpanan barang.
BACA JUGA:Positif Covid, Wanita Karantina Tiga Jam di Toilet Pesawat
Di SDN Komp Sambung Jawa, kondisi miris terjadi di Smart Toilet. Kotor dan tidak terawat. Air bersih tidak mengalir. Di bagian bilik perempuan, terpaksa dijadikan gudang penyimpanan barang. Lantaran semua fasilitas yang dibangun tidak dapat difungsikan.
Di SMPN 3 Makassar, air bersih tidak lancar mengalir. Plafon mengalami kerusakan, bahkan sebagian runtuh. Atapnya juga bocor. Jika hujan turun, siswa tidak bisa menggunakannya.
Di SMPN 7 Makassar, septic tank mengalami kebocoran. Akibatnya, Smart Toilet sama sekali tidak berfungsi. Kepala SMPN 7 Makassar, Muhammad Nasir mengaku sudah memenuhi panggilan penyidik dari Cabang Kejaksaan Negeri Makassar di Pelabuhan.
BACA JUGA:Pura-pura Masuk Toilet, 2 Remaja Ini Maling Handphone Milik Teman Sendiri
Ia menjelaskan kondisi Smart Toilet yang telah terbangun itu. Nasir tidak mengetahui pasti penyebab kebocoran septic tank tersebut.
“Tidak tahu kerusakannya dari mana. Bisa jadi karena materialnya,” ucapnya saat ditemui, Selasa, 12 Juli.
Ia sempat ingin membenahi kebocoran septic tank tersebut. Hanya saja, oleh pihak kejaksaan tidak diberikan izin.
“Toilet ini sementara diperiksa kejaksaan. Karena sebagai barang bukti. Mau direnovasi juga sulit diadakan anggarannya,” beber Nasir.
Terpisah, Kepala SMPN 26 Makassar, Rahmah mengatakan, pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap kebersihan Smart Toilet. Setiap kelas mendapat jadwal membersihkan toilet tersebut. Guru-guru juga ikut mengawasi kebersihannya.
“Besok (hari ini) kami dipanggil oleh kejaksaan untuk memberikan keterangan terkait Smart Toilet. Kami siap. Kami akan berikan keterangan sesuai dengan diketahui,” jelasnya.
Pengamat Pemerintahan Universitas Bosowa (Unibos), Arief Wicaksono menilai, proyek-proyek pemerintah sangat mudah ditemukan penyelewengan anggaran. Hal tersebut terjadi karena perencanaan yang tidak matang sejak awal.
“Sebagian besar, motivasi dari program itu hanya untuk pengadaan,” tegas Arief.