SUMEKS.CO, JAKARTA - Meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Tjahjo Kumolo yang saat ini dirangkap Menko Polhukam Mahfud MD, akan diisi. Tentu jabatan yang ditingal Tjahjo Kumolo akan diberikan kepada kepada PDIP karena sang menteri merupakan kader partai.
Lantas, siapa yang layak menggantikan Tjahjo Kumolo? Pengamat politik Herry Mendrofa menilai empat kader PDIP berpotensi mengisi jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) yang ditinggalkan almarhum Tjahjo Kumolo. “Figur untuk menduduki jabatan MenPANRB itu pasti berasal dari PDI Perjuangan,” kata Herry Mendrofa di Jakarta seperti yang dikutip dari Genpi, Ahad (3/7).
Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) membeberkan empat kader PDIP yang berpeluang menjabat MenPANRB:
1. Ahmad Basarah
Pernah menjabat Wasekjen PDIP dan punya banyak pengalaman di bidang legislatif. Pengalaman tersebut dapat menjadi pendukung kapasitas Basarah di Kementerian PANRB.
2. Tri Rismaharini
Peluang Risma menjadi MenPANRB juga besar. Mengingat mantan Wali Kota Surabaya itu memulai kariernya dari seorang birokrat.
“Jadi kapasitas Risma menjadi MenPANRB pas,” ucapnya.
3. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya track record lebih luas sudah melang melintang di lingkup pemerintahan. Mulai dari kepala daerah di Belitung Timur dan DKI Jakarta, hingga anggota legislatif. Ahok, sambung dia, pernah menjadi anggota Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan.
“Saya kira ini menjadi pilihan yang tepat juga bagi Jokowi untuk menempatan Ahok sebagai calon MenPANRB,” paparnya.
4. Ganjar Pranowo
Menurut Herry, sosok Ganjar Pranowo juga punya kapasitas menjadi MenPANRB. Selain menjadi kepala daerah, Ganjar juga pernah menjadi anggota legislatif, yakni anggota Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan.
Herry menilai, dengan ditunjuknya Ganjar menjadi MenPANRB, akan menjadi win-win solution dari problematika dan dinamika yang terjadi di internal PDIP.
“Jadi saya kira ini menjadi win-win solution. Secara psikologis politik, tentunya pilihan yang rasional juga bisa jatuh pada seorang Ganjar Pranowo,” pungkasnya. (genpi/dom/jpnn)