SUMEKS.CO, KENDARI - Sikap angkuh ditunjukkan para pejabat di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat perayaan HUT ke-15 Kabupaten Buton Utara (Butur), Ahad (3/7). Mereka menghamburkan uang saat menyanyikan Lagu Bento milik Iwan Fals.
Aksi tersebut terekam dalam video yang kini beredar di media sosial. Terlihat dari atas panggung, Gubernur Ali Mazi dan Ketua DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdurrahman Saleh menghamburkan uang ke arah penonton. Aksi bagi-bagi uang dengan cara melemparkan ke arah penonton itu diduga dilakukan saat perayaan HUT ke-15 Kabupaten Buton Utara (Butur) di Lapangan Islamic Center, Desa Linsowu, Kecamatan Kulisusu.
Selain dua orang pemimpin di Sultra, terlihat juga Bupati Butur Ridwan Zakaria ikut melemparkan uangnya ke arah penonton. Dalam video yang diterima awak media JPNN.com, hal itu terjadi saat Abdurrahman Saleh menyanyikan lagu Iwan Fals yang berjudul Bento, tembang yang populer pada tahun 1989 di dalam album Swami I. Ketiganya terlihat sedang berada di atas panggung dan tiba-tiba Ridwan Zakaria dari arah belakang langsung ke depan panggung dan melemparkan uangnya.
Tak berlangsung lama, Ali Mazi yang terlihat menggunakan baju putih dan celana hitam ikut mengambil uang dari sakunya dan melemparnya sebanyak dua kali. Sedangkan, Abdurrahman Saleh yang menggunakan baju batik dan celana abu-abu sambil bernyanyi dan mengambil uang dari sakunya dan melemparnya ke arah penonton.
"Sebut tiga kali namaku," ucap Abdurrahman Saleh saat menyanyikan lagu Iwan Fals sambil melempar uangnya ke arah penonton.
Terlihat juga dalam video, selain penonton, orang-orang yang berada di atas panggung juga ikut memungut uang yang dilempar oleh tiga pemimpin di Sultra itu.
Kadis Kominfo Anggap Kegiatan Positif Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sulawesi Tenggara (Sultra) Ridwan Badallah menanggapi video Gubernur Ali Mazi yang menghambur uang di panggung merupakan kegiatan yang positif. Ia menyebutkan bahwa hal itu merupakan tradisi yang kian bergeser mengikuti perkembangan zaman.
"Kendati pun mungkin kenapa dibuang di panggung itu mungkin bagian dari pergeseran. Misalkan, dulu kalau kita mengirim surat pakai kertas, hari ini kita sudah bisa pakai Hp," ucap Ridwan Badallah kepada JPNN.com melalui telepon seluler, Ahad (3/7).
Perubahan-perubahan seperti itu, lanjutnya, yang dilakukan Ali Mazi seperti bagi-bagi uang kepada masyarakat bukan dalam rangka untuk gratifikasi. "Hanya pergeserannya kalau dulu ada orang pesta kita kasih uang dibungkus kertas dan kita simpan di bawah pintu. Hari ini mungkin karena pergeseran (tradisi), percepatan semua, kadang masih dalam euforia langsung membuang begitu. Jadi, itu bagian dari tradisi, bagian dari budaya yang terjadi pergeseran karena peradaban seperti sekrang ini," tukasnya. (mcr6/jpnn)