SUMEKS.CO, PRABUMULIH - Setelah berhasil melakukan launching serat daun nanas ke Singapore beberapa waktu lalu, dilanjutkan kunjungan Wali Kota Prabumulih Ir H Ridho Yahya MM ke perusahaan Nextevo International Pte Ltd di Singapore minggu lalu, kini, giliran pimpinan perusahaan Nextevo melakukan kunjungan balasan ke Kota Prabumulih, Selasa (21/6).
Kedatangan pihak perusahaan yang diketuai oleh Harold Koh selaku Founder dan CEO Nextevo itu diterima langsung oleh Wali Kota Prabumulih, H Ridho Yahya di ruang kerjanya.
"Jadi kita memperkenalkan produk dari Prabumulih kepada dunia bahwa ini adalah barang dari Prabumulih," ujar Founder dan CEO Nextevo, Harold Koh didampingi Adi Gunara, Finance Manager Nextevo.
Pihaknya pun akan kembali ke Singapura dan akan membuat planning berapa banyak yang akan diambil (benang, red) dari Prabumulih.
BACA JUGA:
Target Produksi 1 Ton Perbulan, Nanas Prabumulih Masih Primadona
"Kita sudah ke sini (Prabumulih, red) artinya kita sangat serius dan Pak Wali Kota juga sudah datang ke Singapura dan hari ini kita langsung ke lapangan," ujarnya.
Selanjutnya, perusahaan yang berdiri sejak tahun 2019 itu akan memberikan data dan angka terkait berapa jumlah yang diinginkan (ekspor, red).
"Tadi juga sudah disampaikan kualitas oke, tinggal volumenya berapa," jelasnya mengaku sebelumnya sudah melakukan kerjasama ekspor dengan beberapa daerah di Indonesia seperti di pulau Jawa dan Sumatera juga ada.
Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM mengatakan, sebulan lalu pihaknya sudah melakukan launching ekspor serat nanas ke perusahaan nextevo di singapura.
"Kita sebagai kepala daerah jangan sampai kita mengeskpor nantinya suatu saat ada hal-hal yang tidak berkenan atau jelek, lah tidak ada pembayaran atau sebagainya," sebutnya.
Untuk itu, perusahaan nextevo datang ke Prabumulih untuk melakukan kunjungan balasan sebagai respon terhadap kunjungan Wali Kota Prabumulih ke singapura. "Mereka akan melihat bagaimana prosesnya, bagaimana benangnya," sebutnya.
Selain itu, perusahan nextevo juga suka dengan Prabumulih karena tanpa merusak lingkungan dan penolakan tambang, serta pemanfaatan limbah jadi pewarna baju, daunnya jadi benang dan ternyata daun nanas bukan hanya bisa diolah menjadi baju tapi juga bisa diolah menjadi sepatu, ambal dan lainnya.
Untuk itu, pihaknya menyediakan benang serat daun nanas sebanyak-banyak. Bila perlu, menggandeng petani tetangga seperti dari Pali, Muara Enim dan Ogan Ilir untuk menjualkan daun nanas ke Prabumulih.
"Kita terus berusaha mengembangkan nanas ini. Kalau selama ini buahnya dijadikan kue dan makanan lain yang bisa basi atau kedaluarsa. Kita juga berupaya mengembangkan daun nanas yang diolah menjadi benang dan kain," tukasnya. (chy)