Virus Lumpy Skin Desease Teror Sapi di Kabupaten PALI
Seekor sapi di Kabupaten PALI yang terserang virus cacar. Foto: dokumen/sumeks.co--
PALI, SUMEKS.CO - Kekecewaan tampak jelas tergambar di raut wajah Budi (36), warga Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Betapa tidak, sapi peliharaannya yang sudah susah payah dibesarkannya selama dua tahun terakhir, Rabu pagi 1 Februari 2023, tiba-tiba ditemukan mati.
Sapi yang mati terdapat benjolan kecil di sekujur tubuhnya. Belasan tahun beternak sapi, baru kali ini Budi mendapati sapinya sakit seperti itu.
“Awalnya tidak mau makan dan kurang beraktivitas. Hanya tidur-tidur saja sepanjang hari. Saya kira cuma sakit biasa karena pergantian musim. Tetapi, tadi pagi tiba-tiba sudah mati,” kata Budi saat dibincangi di kandang sapi miliknya.
BACA JUGA:11 Sapi Terserang LSD, ini Kata Kadis Peternakan Sumsel
Akibat kejadian itu, Budi harus menderita kerugian hingga Rp 20 juta. Padahal, rencananya sapi itu dalam waktu dekat sudah akan dijual. “Kemaren sudah ada yang menawar. Tapi, sudah keburu mati,” katanya.
Kematian sapi itu langsung direspon cepat Budi. Dia tidak ingin, penyakit yang diderita seekor sapi itu menular ke delapan ekor sapi lainnya yang ada di dalam kandang.
Dia pun langsung menelepon dinas terkait untuk mengetahui penyebab tewasnya sapi tersebut. Hasil dari penelitian petugas, sapi Budi mati dikarenakan terkena penyakit cacar sapi atau LSD (lumpy skin desease). Gejalanya, kata Budi memang sangat mirip dengan penyakit cacar pada manusia.
“Kalau lihat benjolan-benjolan kecil di badannya mirip sekali dengan cacar pada manusia,” ucapnya.
BACA JUGA:Murah tapi Jitu! Cara Peternak Sapi di Banyuasin Tangani Penyakit LSD
Serupa dialami Rida, peternak asal Desa Karta Dewa, Kecamatan Talang Ubi. Dua ekor sapi miliknya juga terkena penyakit cacar sapi.
Hanya saja, penanganannya lebih cepat dilakukan. Sehingga, sapi tersebut tak sampai mati seperti yang dialami Budi. Setelah sembuh dari penyakit itu, Rida memutuskan untuk langsung menyembelihnya.
“Langsung saya potong begitu sudah sembuh. Takut kenapa-kenapa lagi,” bebernya.
Rida mengharapkan pemerintah daerah bisa segera bergerak menanggulangi wabah penyakit tersebut. Sebab, kejadiannya sudah banyak terjadi di peternak lainnya di Kabupaten PALI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: